NPM : 01-18-157
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Kelas : Reguler Sore
Semester : IV (empat)
Mata Kuliah : Jurnalistik Media Cetak dan Elektronik
Dosen Pengampu : Drs. H. Bangun P. Lubis, M.Si
Jawaban soal UTS :
1. Apa yang anda ketahui tentang Jurnalistik Media Cetak dan Elektronik?
Jurnalistik Media Cetak
Jurnalistik Media Cetak (Jurnalistik Koran dan Jurnalistik Majalah)
Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Materi berita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal sangat penting. Namun, bila berita tersebut tidak ditempatkan dengan baik, dampaknya akan kurang berarti. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh bagian desain visual, tata letak, atau perwajahan. Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat melainkan juga harus menarik. Membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah) selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi). Inilah antara lain yang membedakan karya jurnalistik dengan karya lainnya seperti karya ilmiah. Karya jurnalistik harus benar dan dikemas dalam bahasa dan penyajian yang menarik. Karya ilmiah, biasanya hanya benar tetapi kurang menarik.
Kehidupan media cetak ditentukan oleh “kondisi dimana ia hidup”, yakni: ”sistem politik, sistem kekuasaan, serta kultur kekuasaan.” Jadi setiap perubahan sistem politik, sistem pers juga akan berubah sesuai yang dikehendaki kekuasaan. Selain mengikuti waktu periodik terbitnya setiap pagi atau petang, sebagai harian, mingguan, atau bulanan, dan sesekali menerbitkan edisi khusus, perwajahan Koran pun ikut mengadakan perubahan. Misalnya kompas, di pertengahan 2005 mengadakan perubahan ukuran, kolom, gambar, foto, serta tata letak dan tata wajah, juga dalam bahasa penyajian dan gaya pelaporannya.
Begitu pula dengan tampilan majalah. Sejak reformasi bergulir di Indonesia, banyak majalah bermunculan. Mereka mengejar kebutuhan masyarakat akan berbagai informasi, dari yang ringan sampai yang berat. Di berbagai majalah berita, misalnya, para wartawannya bukan sekedar melaporkan peristiwa publik tapi juga mengejar berbagai informasi yang tersembunyi. Para wartawan dikirim meliput ke berbagai institusi publik, perusahaan komersial, atau pemerintahan.
Jurnalistik Media Elektronik
Jurnalistik Media Elektronik (Jurnalistik Siaran Radio)
Dibanding dengan media cetak, radio memiliki kelebihan yang tak bisa dicapai media cetak. Kelebihan tersebut di antaranya lebih cepat penyajian berita/informasinya, secara langsung menyampaikan berita/informasi, dan auditif yang sifatnya memungkinkan pendengar radio mengembangkan imajinasinya sendiri. Ketika program siaran sebuah radio dikemas dengan baik dan kreatif, maka keunggulan radio ini akan sulit ditandingi. Ada dua kata kunci dalam terminologi jurnalisme radio, yaitu jurnalistik dan radio. Menurut ensiklopedi Indonesia, yang dimaksud dengan radio adalah penyampaian informasi dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz. Jurnalistik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Jurnalistik radio (radio journalism, broadcast journalism) adalah proses produksi berita dan penyebarluasannya melalui media radio siaran. Jurnalistik radio adalah “bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau menuturkan sebuah peristiwa atau masalah, dengan gaya percakapan (conversational). Berbeda dengan media cetak yang menyajikan tulisan, atau televisi yang menyajikan suara dan gambar, radio hanya menggunakan suara. Dengan demikian, konsep bertutur atau menyuarakan segala informasi menjadi dasar penyajian sebuah informasi di radio. Ini yang menjadi dasar jurnalisme radio. Dengan demikian, sejak penyusunan naskahnya, informasi untuk radio berbeda untuk koran maupun majalah. Naskah informasi untuk radio disusun menggunakan bahasa tutur bukan bahasa tulisan. Apabila ini dilanggar, sebenarnya pendengaran pemirsa akan sangat sensitif merasakan bukan sedang mendengar tuturan melainkan sedang mendengarkan bacaan. Hal kedua yang menjadi dasar penyajian dalam jurnalisme radio adalah bahwa media radio sebagai media sekilas dengar memiliki prinsip yang sensitif. Sebuah informasi di radio akan didengar dalam selintas dengar, sekilas, tidak bisa diulang. Dengan demikian, informasi yang akan disampaikan pun harus dibuat sedemikian rupa dengan jelas, sederhana dan sekali ucap harus langsung bisa dimengerti. Inilah satu hal yang berbeda antara radio dengan media lainnya. Begitu pula dalam penyajian informasi berupa angka dan fakta, karena sifatnya selintas dengar itu pula, sedapat mungkin fakta-fakta harus diringkas tanpa mengurangi kaidah-kaidah informasi. Dan ketika akan menyajikan angka-angka, hindari menyampaikan angka yang rumit seperti angka-angka desimal. Karena harus ringkas dan cepat, mau tidak mau, informasi dalam bentuk angka-angka yang akan disampaikan melalui media radio harus mengalami pembulatan dengan memperhatikan kebiasaan yang berlaku di masyarakat sehingga pembulatan angka tersebut menjadi tidak aneh ketika didengar.
2. Apa yang dimaksud dengan Stright News, Hard News dan Soft News dalam Karya Jurnalistik ?
Straight News berarti berita “langsung” ( straight ), maksudnya suatu berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mengandung unsure 5W + 1H ( who, what, where, when, why, dan how ) pada paragraph awal ( alinea pertama hingga alinea kedua ) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu ( deadline ) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada konsumen. Biasanya Stright News menggunakan bangunan seperti piramida terbalik.
Hard News adalah berita headline atau berita teraktual, lugas, singkat, langsung ke pokok persoalan, yang segera dipublikasikan/secepatnya harus diketahui khalayak. Penulisan Hard News mengikuti struktur piramida terbalik (inverted pyramid) dengan bagian yang terpenting pada pembukaan berita. Lead (teras) Hard News biasanya menggunakan struktur WHO WHAT WHEN WHERE WHY HOW — Siapa melakukan Apa Kapan Di Mana Kenapa dan Bagaimana. Misalnya: Manchester United (MU) memecat pelatih Louis Van Gaal, Senin (23/5/2016), karena dinilai gagal membawa MU lolos ke Liga Champions musim depan.
Soft News itu berita ringan, cencerung menghibur, dan laporan peristiwa yang “humanis” (manusiawi). Prinsip penulisan Soft News tidak terikat pada struktur piramida terbalik sebab yang akan ditonjolkan bukan unsur pentingnya, tetapi unsur yang bisa “menyentuh perasaan” khalayak (human touch) atau unsur “menghiburnya”.
3. Coba saudara jelaskan apa saja produk-produk Jurnalistik dan sebutkan pemahaman saudara mengenai produk tersebut?
Produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media online intertnet. Namun tidak setiap surat kabar disebut poduk jurnalistik. Surat kabar, tabloid, majalah dan buletin dapat digolongkan kedalam tiga kelompok besar: (1) berita (news), (2) opini (views), dan (3) iklan (advertising). Dari tiga kelompok besar itu hanya, hanya berita (news) dan opini (views) saja yang disebut produk jurnalistik, walaupun teknik yang digunakannya merujuk pada teknik jurnalistik. Kelompok berita (news), meliputi: berita langsung (straight news), berita menyeluruh (comprehensive news), berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news). Kelompok opini (views), meliputi tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai dan surat pembaca. Sedangkan kelompok iklan, mencakup berbagai jenis dan sifat iklan yang mulai dari iklan produk barang dan jasa, iklan keluarga seperti iklan duka cita, sampai kepada iklan layanan masyarakat. Untuk memisahkan secara tegas antara berita (news) dan opini (views), maka tajuk rencana (editorial), karikatur, pojok, artikel, kolom, dan surat pembaca ditempatkan dalam satu halaman khusus, inilah yang disebut dengan halaman opini (opinion page).
A. Kelompok Berita (News)
Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru”. Dalam kamus Merriam Webster’s Collegeiate Dictionary (10th Edition, 1994), mengartikan news sebagai laporan peristiwa terkini dan informasi yang tidak diketahui sebelumnya. Kata “berita” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, berita adalah “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi apa yang kemudian menjadi rumus berita, 5W + 1H. Menurut Micthel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Ia menyebutkan empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak dijadikan berita. Keempat unsur itu menjadi “karekteristik utama” sebuah peristiwa dapat diberitakan atau dapat dipublikasikan di media massa yaitu, aktual (peristiwa terbaru, terkini, atau hangat/ up to date), faktual (benar-benar terjadi bukan fiksi), penting, dan menarik (memunculkan rasa ingin tahu dan minat membaca). Teknik reportase/ mencari berita (news hunting, news getting, news gathering) adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah, dan proses penyuntingan naskah. Meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting. Ada tiga teknik peliputan berita, yakni:
a. Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.
b. Wawancara, semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
c. Riset kepustakaan, adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari klipping Koran, makalah-makalah, atau artikel Koran, membaca buku, atau search di internet.
Dilansir dari buku “Media Writing : News for The Mass Media” oleh Doug Newson dan James A. Wollert, berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Berita sendiri ada beberapa jenis yaitu :
• Straight News adalah berita langsung yang ditulis secara ringkas, lugas, apa adanya, dan biasanya berisi informasi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, atau informasi terkini mengenai suatu hal / peristiwa. Berita jenis ini seringkali ditempatkan di halaman depan surat kabar, atau menjadi berita utama di televisi. Contoh berita straight news misalnya berita tentang hasil quick count jumlah suara pada pemilihan presiden.
• Comprehensive news adalah berita yang berisi laporan mengenai fakta dari suatu peristiwa yang ditinjau secara menyeluruh. Tidak seperti berita langsung yang biasanya merupakan serpihan fakta perhari dan tidak memperhatikan keterkaitan berita tersebut dengan berita lain; berita komprehensif meninjau fakta dari berbagai aspek
Berita komprehensif berusaha menggabungkan berbagai serpihan fakta tersebut menjadi suatu bangunan cerita peristiwa dengan benang merah yang terlihat jelas. Sehingga berita jenis ini bersifat utuh dan menyeluruh. Contoh comprehensive berita misalnya berita mengenai terorisme di Indonesia, penyebarannya, tujuannya, dan segala aspek yang menyangkut didalamnya.
• Depth news adalah berita mendalam dan menyajikan berita yang berisi ulasan mendalam mengenai suatu peristiwa. Biasanya berita jenis ini akan lebih menonjolkan informasi mengenai ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ peristiwa ini terjadi. Mengapa terjadi, apa penyebabnya, bagaimana prosesnya, bagaimana dampaknya, apa yang harus dilakukan untuk kedepannya. Tidak seperti straight news yang ringkas, berita jenis ini seringkali lebih panjang sebab mengungkapkan informasi secara tuntas. Depth News biasanya disajikan dalam rupa liputan khusus. Contoh berita depth news misalnya tentang hilangnya seorang anak yang ternyata di bunuh dan di sembunyikan oleh ibu angkatnya sendiri.
• Depth reporting adalah pelaporan mendalam mengenai segala sesuatu yang membuat pembaca tahu tentang seluruh aspek-aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan. Pada satu sisi, pekerjaan depth reporting merupakan kegiatan yang menyegarkan, melepas liputan peristiwa-peristiwa yang biasa dikerjakan.
• Investigation news adalah berita investigasi yang ditulis berdasarkan hasil penyelidikan secara khusus dilakukan pada suatu peristiwa. Biasanya jurnalis melakukan hal ini dengan tujuan tertentu, misalnya untuk membongkar tindakan penyelewengan yang merugikan kepentingan publik, membongkar suatu jaringan illegal logging, pembakaran hutan, dll. Investigation news berupaya untuk mengungkapkan hal-hal tersembunyi dibalik suatu kejadian, sehingga seringkali dalam melakukan penelusuran informasi dan penylidikan untuk berita ini, jurnalis harus bertindak seperti intel dan bisa jadi mempertaruhkan nyawanya. Contoh berita investigation news misalnya berita mengenai pembakaran hutan yang ternyata di dalangi perusahaan – perusahaan besar dengan tujuan tertentu.
• Interpretative news adalah berita langsung yang dilengkapi dengan tambahan informasi seperti pendapat atau penelitian yang dilakukan oleh penulisnya. Interpretative news merupakan pengembangan dari straight news. Informasi tambahan tersebut bisa berupa data-data yang terkait, latar belakang peristiwa, atau hasil wawancara dengan pengamat, atau ahli, namun pengembangan berita jenis ini lebih menekankan kepada fakta daripada opini. Contoh berita jenis ini misalnya, mengenai dampak pengeboman yang dilakukan teroris terhadap jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.
• Feature news adalah jenis tulisan di media massa, selain berita dan opini, yang memfokuskan pada segi (angle) tertentu sebuah peristiwa dan menonjolkannya. Karena itu feature disebut pula “karangan khas”. Sifat tulisan feature lebih menghibur dan menjelaskan masalah dari pada sekedar menginformasikan karena feature adalah tulisan yang menuturkan peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukanya, dan cara kerjanya. Ia lebih banyak mengungkap unsure how dan why sebuah peristiwa sehingga mampu menyentuh ketertarikan manusiawi dan menggugah perasaan. Feature dapat berisi hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news dan relative tidak akan pernah basi. Karena itu, penulis feature harus memiliki ketajaman dalam melihat memandang,dan menghayati suatu peristiwa, ia harus mampu menonjolkan suatu hal yang belum terungkap seutuhnya. Untuk menyiapkan sebuah feature diperlukan ketekunan dalam mencari bahan yang berbobot dan mendetail.
• Photo news adalah berita foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian. foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa. Temanya bisa bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor. Contoh foto berita seperti pelantikan presiden, upacara bendera kemerdekaan RI, pembukaan sidang MPR dan berita-berita lain yang terjadual dan dianggap punya nilai berita.
• Opinion News adalah berita mengenai pendapat, gagasan, atau pernyataan seseorang, biasaya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, dan sebagainya. Penulisannya dimulai dengan (statement Lead) atau teras kutipan (Quotation Lead), yakni mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau menarik. Sebagai penanda bahwa itu berita opini, biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataan yang paling menarik.
Komposisi tulisan, susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:
1. Headline, kepala berita atau judul berita.
2. Dateline, waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
3. Lead, teras berita
4. News body, tubuh atau isi berita.
Langkah pertama penulisan berita adalah menentukan lebih dulu sudut pandang “angle” terhadap peristiwa yang akan dilaporkan. Angle yang dimaksud adalah menentukan fakta mana yang dinilai paling penting dan menarik, itulah yang akan dikemukakan lebih dulu. Penulisan judul berita (headline) dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya. Teras berita (lead) merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Body news, pada bagian ini kita jumpai semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi dan memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam lead tadi, karena itu body sering pula disebut “sisa berita”.
Kelompok Opini (Views)
Opini merupakan pendapat atau pandangan bersifat subjektif tentang suatu peristiwa. Opini tak sekedar opini saja, melainkan terbagi lagi menjadi beberapa bentuk. Menurut Haris Sumadiria dalam buku “Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature”, opini terbagi atas bentuk-bentuk di bawah ini :
1). Tajuk rencana
Tajuk rencana dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual. Sikap, opini, atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada dibelakang media tersebut. Adapun jenis tajuk meliputi empat hal, yakni:
1. Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang subjektif media atau penulisnya.
2. Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.
3. Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
4. Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa.
Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya, strukturnya terdiri atas judul, intro, dan uraian. Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.
2). Kartun/ Karikatur
Berdampingan dengan tajuk rencana, biasanya tampil sebuah gambar yang lazim disebut kartun. Kartun dimaksud adalah gambar lucu yang melukiskan kejadian-kejadian (biasanya politik) mutakhir dari suatu pemerintahan atau perilaku kebijakan seorang pejabat negara (Hornby, 19961: 57). Dalam gambar tersebut biasanya memuat karikatur, gambar tiruan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang dikartunkan itu. Karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, perilaku atau rupa yang menekankan cirri khas orang atau tokoh yang disindirnya (Echols, 1975: 99), sehingga memancing cemoohan pembacanya (Hornby, 1961: 56). Dalam era gambar minded banyak pembaca yang merasa kekurangan waktu untuk membaca tajuk, dan justru sangat gembira serta merasa memperoleh cukup waktu untuk istirahat dengan menikmati karikatur yang disuguhkan dalam halaman tajuk suratkabar. Dengan demikian maksud tajuk pun mudah dipahami.
3). Pojok
Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontrovesial, untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata – kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan ada kalanya reflektif. Tujuannya untuk “mencubit”, mengingatkan, menggugat. Kritis tetapi tetap etis. Sesuai dengan namanya, pojok ditempatkan dipojok. Dalam setiap edisi penerbitan, pojok memuat tiga sampai lima kutipan pernyataan atau peristiwa menarik untuk dikomentari.
Ciri-ciri rubrik pojok:
A. Pojok berisi dua alenia.
B. Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalem alinea kedua, biasanya terangkai dalam kalmiat-kalimat pendek.
C. Opini atau pandangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan dalam kalimat -kalimat yang bersifat sinis dan humoris.
4). Artikel
Artikel (article) adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini). Sifat-sifat artikel dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.
2. Berisi Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta peristiwa atau masalah.
3. Meyakinkan. Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisnya guna meyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan atau disikapi. Dengan kata lain, artikel bisa menjadi agendasetter dan membentuk opini publik.
4. Mendidik. Artikel umunya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
5. Memecahkan masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai alternatif pemecahannya atau solusi.
6. Menghibur. Sebuah artikel bisa juga menghibur pembacanya dengan mengangkat tema yang ringan dan lucu.
Sebetulnya tulisan artikel tidak punya struktur, penulis bebas menuangkan masalah yang sedang dibahas, lalu menyambungnya dengan pendirian subjektif. Namun umumnya komposisi sebuah artikel terdiri dari:
1. Judul (head).
2. Nama penulis (by line).
3. Pendahuluan (intro). Semacam teras (lead) dalam berita atau feature.
4. Penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah.
5. Isi tulisan atau uraian (body) yang biasanya terdiri atas sub-subjudul.
6. Penutup (ending). Biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu atau pertanyaan tanpa jawaban.
– Menggali ide, merupakan tahap awal atau pembuka untuk menulis artikel.
– Menguji ide, anda harus menguji ide tersebut, misalnya dengan menimbang, aktualkah ide tersebut? Bergunakah ide tersebut bagi publik? Pernahkah ditulis oleh orang lain? Dan lain-lain.
– Mengumpulkan referensi, referensi (buku-buku, tulisan-tulisan, atau kliping Koran) yang dapat mendukung pengembangan ide tersebut menjadi sebuah tulisan (artikel).
– Memulai menulis, bagi pemula ketika mulai menulis jangan pikirkan harus langsung membuat tulisan bagus. Langsung saja tuliskan apa yang ada dipikiran dengan gaya bebas. Seperti kata James G. Robbins dan Barbara S. Jones “janganlah terkejut atau kecewa jika anda gagal untuk mempertunjukan atau menghasilkan kualitas yang tinggi dalam tulisan pertama anda, pokoknya teruslah memulainya”.
– Menulis intro atau pembuka artikel yang termudah adalah dengan mengutip berita dikoran, mengemukakan pepatah, atau ungkapan lalau dirangkaikan dengan identifikasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.
Artikel layak muat (fit to print) umumnya bertema aktual, mengandung hal baru dari segi pemikira atau gagasan, dan menyangkut kepentingan sebagian besar pembaca. Data teknis artikel, artikel yang akan dikirim hendaknya:
• Diketik rapi dua spasi diatas kertas putih.
• Judul artikel dicantumkan ditengah-tengah bagian paling atas halaman pertama, dengan nama penulis dibawahnya, dan pada akhir tulisan disebutkan identitas penulis.
• Bahasanya mudah dimengerti, ejaannya benar dan enak dibaca sesuai dengan kaidah EYD.
• Pembahasan temanya sistematis.
• Menyertakan sampul surat plus perangko balasan dengan alamat yang sudah ditulis sendiri untuk memudahkan redaksi media tersebut mengembalikan naskah jika tidak layak muat.
Seorang penulis artikel harus memegang teguh etika kepenulisan tentang “artikel ganda” dan “artikel duplikat”. Artinya tidak mengirimkan artikel yang sama kepada dua atau lebih redaksi media massa, juga tidaak melakukan duplikasi terhadap artikel orang lain. Jika salah satu dari hal itu terjadi atau dua-duanya maka dapat dipastikan penulis aka masuk ke dalam daftar hitam (black list) redaksi media massa.
5). Kolom
Kolom adalah opini singkat namun banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan pada suatu persoalan dalam masyarakat.
6). Esai
Esai dapat dipahami dalam konteks akademis dan jurnalistik. Dalam konteks jurnalistik sendiri, esai merupakan tulisan pendek yang menuliskan pandangan penulis tentang suatu subjek. Menulis esai pun terstruktur:
Pendahuluan berisi latar belakang informasi
Subjek bahasan
Tubuh atau isi, menyajikan informasi tentang subjek
Penutup atau kesimpulan
7). Surat Pembaca
opini singkat yang ditulis pembaca dan dimuat khusus pada rubrik khusus surat pembaca. Biasanya berisi komentar atau keluhan pembaca tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat. Panjang surat pembaca rata – rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca lebih merupakan layanan publik dari pihak redaksi terhadap masyarakat.
8). Resensi
Istilah resensi itu sendiri diartikan Echols (1975: 484) dengan menggunakan istilah review, sebagai tinjauan terhadap karya seni dan sastra. Resensi diartikan Hornby (1952: 363) sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang diterbitkan atau dipublikasikan paling akhir, untuk suatu terbita berkala. Laporan yang dimaksud berupa penilaian terhadap semua aspek yang ada di dalamnya. Penulis resensi sering dijuluki pengkritik (kritikus). Karena kritik sejati dalam penilaian jurnalistik, berbeda dibanding kritik pada umumnya. Sifat khas dari kritik jurnalistik harus berbeda, harus berwarna seni tersendiri, yakni menyatakan suatu perasaan kreatif dan komunikatif yang nantinya ditujukan kepada khalayak yang menaruh perhatian pada sastra, music, dan drama, serta tetap berhubungan dengan kebiasaan mengkritik sebagai mana halnya. Macam-macam resensi:
• Resensi atau Timbangan Buku, resensi yang biasa dilakukan terhadap buku, dipakai istilah timbangan dalam arti menimbang-nimbang isi buku itu. Setiap suratkabar menganggap buku baru sebagai berita, karena itu resensi buku yang baik merupakan informasi yang pertama dan penting.
• Resensi Suatu Pagelaran, penulis resensi pagelaran pada dasarnya seorang reporter. Disajikan dalam suratkabar ditujukan untuk penonton khususnya dan pembaca suratkabar umumnya.
• Resensi Musik.
• Resensi Film
Pemahaman saya mengenai produk jurnalistik di atas yaitu bahwa :
1. Jurnalistik merupakan sebuah proses kegiatan dalam mengolah, menulis, dan menyebarluaskan berita dan atau opini melalui media massa.
2. Jurnalistik adalah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya adalah untuk memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar seluas mungkin.
3. Jurnalistik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencatata dan melaporankan serta menyebarkan informasi kepada masyarakat umum. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan kegiatan sehari-hari.
4. Jurnalistik mencakup semua bentuk cara/ kegiatan yang dilakukan hingga sebuah ulasan/ berita dapat disampaikan kepada publik.
5. Jurnalistik adalah teknik dalam mengelola berita, mulai dari mendapatkan bahan hingga menyebarkannya kepada masyarakat secara luas.
6.Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita secepat mungkin dan seluas mungkin kepada khalayak.
4. Jelaskan kegunaan bentuk piramida terbalik dalam penulisan berita?
Seperti yang kita ketahui, Piramida Terbalik (Inverted Pyramid) sangat dikenal di dunia jurnalistik. Piramida Terbalik adalah sebuah konsep, formula, struktur, atau pola penulisan berita, yaitu informasi yang paling menarik dan penting ditempatkan di bagian awal naskah, isi, atau tubuh berita (news body).
Kegunaan bentuk piramida terbalik dalam penulisan berita :
Dengan formula piramida terbaik, wartawan langsung menyampaikan informasi terpenting di alinea (paragraf) pertama alias lead (teras). Dengan pola Piramida Terbalik ini, pembaca segera tahu apa inti berita atau wartawan segera memberi tahu isi pokok berita yang ditulisnya. Dari bagian awal berita ini pula terjadinya penentuan oleh pembaca, apakah ia akan meneruskan baca berita itu atau cukup dengan membaca judul dan aliea pertama saja. Dengan pola Piramida Terbalik ini, naskah berita biasanya diawali dengan unsur 5W (Who, What, When, Where, Why) dan How ditempatkan setelahnya. Misalnya, “Presiden (WHO) memimpin rapat kabinet (WHAT) kemarin (WHEN) di Istana Negara (WHERE) untuk membahas Ujian Nasional (WHY).” Penggunaan pola Piramida Terbalik dalam teknik menulis berita dimaksudkan adalah pembaca dapat segera mengetahui inti berita. Dengan demikian, penulisan berita berpola Piramida Terbalik ini sesuai dengan perilaku umum pembaca yang biasanya hanya membaca judul berita (head reader) atau cuma membaca teras berita (lead reader). Setelah melewati bagian awal, yaitu menuangkan inti berita dalam satu-dua alinea, wartawan menuliskan rincian (detail) informasi (unsur HOW), informasi latar (background information), dan informasi terkait lainnya guna mendukung kelengkapan informasi.
5. Apa makna 5 W + 1 H dalam penulisan Jurnalistik. Silahkan anda membuat berita minimal dua alinea?
Makna 5 W + 1 H dalam penulisan Jurnalistik :
Menulis adalah sesuatu yang sangat menyenangkan dan berguna baik untuk diri penulis dan juga orang lain yang membacanya. Bagi kaum jurnalis, kemampuan menulis adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipunya sehingga layak di sebut jurnalis atau wartawan. Banyak metode yang disajikan para ahli menulis tentang dasar penulisan tapi yang paling dasar adalah pemenuhan unsur 5W+1H dalam penulisan suatu berita. Karena rumus itulah yang menjadi dasar dalam menulis dan mengembangkan sebuah berita. Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan rumus 5W+1H itu ? Berikut ini adalah penjelasan dan contoh detail mengenai 5W+1H. 5W+1H adalah rumus yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mencari inti pokok berita, mengembangkan berita atau sebuah cerita. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan rumus 5W+1H berisi inti-inti penyusun berita atau cerita tersebut. 5W+1H sendiri diambil dari kata-kata tanya dalam bahas Inggris seperti, What, Who, When, Why, Where, dan How. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tanya tersebut adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Di mana, dan Bagaimana. Di bawah ini adalah contoh-contoh kalimat 5W+1H .
Kalimat 5W+1H terdiri dari unsur:
What (Apa)
Kata tanya yang pertama dari rumus ini adalah Apa. Kata tanya ini berisi pertanyaan mengenai permasalahan atau hal yang terjadi pada suatu peristiwa.
Contoh :
Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa yang sedang dilakukan olehnya?
Apa yang dibawa oleh si pelaku ?
Apa yang digunakan oleh si pelaku?
Apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi?
Apa yang didapatkan olehnya?
Apa permasalahannya?
Apa yang dikatakan olehnya?
Apa yang akan dilakukan olehnya?
Apa pandangan orang lain mengenai peristiwa itu?
Why (Mengapa)
Kata tanya mengapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan atau motivasi terjadinya sebuah peristiwa.
Contoh:
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Mengapa dia melakukan itu?
Mengapa tidak ada yang mengetahui peristiwa itu?
Mengapa dia pergi ke tempat itu?
Mengapa hal itu bisa menjadi pemicu masalah ini?
Mengapa dia mengatakan seperti itu?
Mengapa dia memilih untuk melakukan perbuatan itu?
Mengapa peristiwa itu menjadi sangat heboh?
Mengapa dia tidak melakukan apa yang diperintahkannya?
Mengapa hari itu sangat mencekam?
Who (Siapa)
Kata tanya Siapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai pelaku atau orang lain dari sebuah peristiwa yang terjadi.
Contoh :
Siapa yang melakukan perbuatan itu?
Siapa yang menjadi korban dari perbuatan itu?
Siapa yang merasa dirugikan olehnya?
Siapa yang menyuruhnya melakukan perbuatan itu?
Siapa yang menemani dia melakukan perbuatan itu?
Siapa yang terlibat di dalam peristiwa itu?
Siapa yang memberinya alat itu?
Siapa yang tidak mengetahui berita itu?
Siapa yang mengatakan hal itu semua?
Siapa yang datang untuk menyelamatkan mereka?
When (Kapan)
Kata tanya Siapa berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai waktu terjadinya peristiwa, berita atau cerita yang terjadi.
Contoh:
Kapan peristiwa itu terjadi?
Kapan dia melakukan perbuatan itu?
Kapan peristiwa itu mulai terkuak di depan umum?
Kapan dia datang ke tempat itu?
Kapan dia tiba di lokasi kejadian?
Kapan dia bertemu dengan si korban?
Kapan dia menyelesaikan perbuatannya?
Kapan si korban ditemukan?
Kapan dia kembali ke rumahnya?
Kapan dia memanggil teman-temannya?
Kapan peristiwa itu dituntaskan?
Where (Di mana)
Kata tanya di mana mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai tempat atau lokasi sebuah peristiwa terjadi.
Contoh :
Di mana peristiwa itu terjadi?
Di mana berita itu dimuat?
Di mana dia bertemu dengan korbannya?
Di mana dia menyimpan barangnya?
Di mana dia bersembunyi?
Di mana dia tertangkap?
Di mana keberadaan si pelaku saat ini?
Di mana dia ketika kejadian itu berlangsung?
Di mana permasalahan itu pertama kali muncul?
How (Bagaimana)
Kata tanya bagaimana berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengandung cara atau proses berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh:
Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
Bagaimana dia melakukan perbuatan itu?
Bagaimana dia bertemu dengannya pertama kali?
Bagaimana reaksi dirinya ketika diberikan pertanyaan itu?
Bagaimana cara memecahkan masalah ini?
Bagaimana pendapat masyarakat tentang masalah ini?
Bagaimana caranya mengungkapkan peristiwa itu?
Bagaimana kisah dirinya?
Bagaimana dia menyelesaikan semua pekerjaannya?
Bagaimana caranya berita itu bisa terungkap?
Kiranya pola penulisan kalimat-kalimat pertanyaan 5W+1H dapat digunakan untuk menemukan atau mengembangkan pokok-pokok atau inti dari sebuah berita atau peristiwa.
Berita yang menggunakan 5W + 1H :
Waspada Cuaca Ekstrem di Musim Hujan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG kota Bogor, Jawa barat,
memperkirakan puncak cuaca ekstrim akan berlangsung pada bulan Januari hingga Maret mendatang. Selain hujan badai, cuaca ekstrim juga akan berpotensi terjadi puting beliung.
Dari pantauan citra satelit setempat, wilayah Bogor dinilai rawan terjangan puting beliung karena berada ditengah himpitan gunung salak dan pangrango. Masyarakat diminta waspada terhadap gejala kilatan petir awal pada sore hari sebagai penanda potensi angin ribut.
Untuk mengantisipais ancaman bahaya pohon tumbang dinas pertamanan kota bBgor mulai gencar memangkas dahan dan ranting pohon disepanjang jalur utama,
pepohonan besar berusia tua juga ditebang lantaran kondisi batangnya keropos.
Selain itu posko kebencanaan juga disiagakan untuk mempercepat sistem komunikasi.
Dalam kondisi seperti ini, sayangnya teknologi yang dimiliki bmkg Indonesia saat ini belum mampu mempredikis kemunculan puting beliung karena diameternya kurang dari 1 km. Sedangkan radar dan citra satelit bmkg hanya mampu mendeteksi awan cumulonimbus diatas diameter 4 km.
Gempa Bumi Lombok
Gempa bumi berkekuatan 7 skala lichter kembali mengguncang Lombok. warga panik dan menyelamatkan diri ke dataran tinggi karena ada informasi peringtan dini tsunami.
Kepanikan melanda warga setelah gempa kembali mengguncang Lombok utara, Nusa Tenggara Barat. Jalanan dipenuhi kendaraan yang hendak menuju ke arah dataran yang lebih tinggi, karena gempa dikabarkan berpotensi tsunami.
Gempa bumi berkekuatan 7,0 skala richter mengguncang lombok utara pada pukul delapan belas lewat empat puluh enam (18.46) waktu Indonesia tengah, gempa terjadi 18 km barat laut lombok timur dengan kedalaman 15 kilometer.
Gempa yang mengguncang Lombok membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah, listrik yang mati total semakin menambah kepanikan. Informasi peringartan dirni tsunami juga dikeluarkan pihak BMKG yang membuat warga langsung berinisiatif mengungsi ke dataran tinggi.
Namun, selang satu jam kemudian peringatan dini tsunami akhirnya dicabut. Menurut data yang dikeluarkan pihak BMKG, selain meruntuhkan bangunan gempa juga menyebabkan air laut terpantau naik di 3 wilayah, yakni di pelabuhan carik Lombok utara, pelabuhan bada Sumbawa dan lembar Lombok barat. Sementara hingga berita ini diturunkan gempa susulan masih terus terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar