Jumat, 17 Mei 2019

COMMUNITY RELATIONS

Apa itu Community Relations?



I. Pengertian Community Relations


Community Relations atau hubungan dengan komunitas dipandang sebagai relasi yang dikembangkan untuk membuka ruang bagi terwujudnya tanggung jawab sosial suatu lembaga atau organisasi. Tanggung jawab tersebut terus berevolusi hingga menemukaan bentuk yang menunjukkan keseimbangan dan kesetaraan posisi antara lembaga dan komunitasnya. Sejalan dengan itu, komunitaspun tak hanya dimaknai dengan lokalitas, melainkan juga sebagai struktur yang didalamnya terjadi interaksi karena memiliki nilai-nilai dan kepentingan yang sama, serta manfaatnya bisa dirasakan kedua belah pihak. community relations dikembangkan demi kemaslahatan organisasi dan komunitasnya dalam bentuk tanggung jawab sosial.

Wilbur J. Peak dalam karyanya “community relations” yang dimuat dalam Lesly’s Public Relations Handbook (Onong Uchjana Effendy, 1992:149), mendefinisikan hubungan dengan komunitas sebagai hubungan dengan komunikasi sebagai fungsi hubungan masyarakat, merupakan partisipasi suatu lembaga yang berencana aktif dan sinambung dengan masyarakat di dalam suatu komunitas untuk memelihara dan membina lingkungannya demi keuntungan kedua pihak yaitu lembaga dan komunitasnya. Community relations bisa bermakna lebih dari sekedar membangun hubungan baik antara lembaga dan komunitas sekitarnya, melainkan juga berperan melalui tindakan-tindakan pada tingkat lokal dalam mengatasi permasalahan-permasalahan. Selain itu, community relations bisa dipandang sumbangan kecil yang berarti yang diberikan organisasi sebagai warga negara bersama dengan komunitas di sekitarnya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan besar tadi pada tingkat lokal dengan memperhatikan prinsip berkelanjutan. Tapi tentu saja fokus perhatian adalah upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas.

Sebagai fungsi pelaksanaan hubungan masyarakat (humas), komunitas lokal dipandang suatu kesatuan dengan perusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Prinsip kegiatan humas adalah mengharmonisasikan hubungan antara perusahaan beserta manajer dan karyawannya dengan masyarakat di sekitar perusahaan. Hubungan yang harus dibina oleh humas tidak hanya hubungan jangka pendek, tetapi juga hubungan jangka panjang. Hubungan timbal balik dengan rasa memiliki dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh dukungan komunitas.

Community relations adalah upaya membina hubungan harmonis antara perusahaan atau organisasi dengan komunitas masyarakat untuk meningkatkan kepedulian sosial dan saling pengertian. Sedangkan community relation menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Onong Uchajana Efendi (dalam kamus komunikasi, 1989)
“Kegiatan komunikasi dua arah secara timbal balik antara suatu organisasi, misalnya jawatan, perusahaan, lembaga, badan dan lain-lain dengan penduduk yang bertempat tinggal di sekitarnya dalam rangka membina kerjasama yang akrab demi kepentingan bersama, yang dilandasi asas saling pengertian dan saling percaya”.

2. Gregory, yang dikutip oleh Yosal Irianta dalam bukunya community relations (2004:21)
Community relations atau hubungan komunitas adalah hubungan bisnis yang saling menguntungkan dengan satu atau lebih stakeholders, untuk meningkatkan reputasi perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang baik bagi masyarakat.

3. Jerold
Mendefinisikan community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dilihat bahwa hubungan dengan komunitas berorientasi kepada kegiatan, yakni kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini humas sebagai pelaksananya, yang bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu maka keuntungan bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja, tetapi juga pada lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang dilakukan tidak sembarangan atau asal saja, tetapi dengan perencanaan yang matang, dan pelaksanaan rencana tersebut dilakukan secara aktif dan sinambung. Yang mana prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah mengembangkan hubungan tetangga yang baik.

Menurut mantan staff community relations di Lllinois Bell Telephone, komunitas bukan lagi sekedar kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang sama tetapi juga menunjukkan terjadinya interaksi di antara kumpulan orang tersebut. Jadi, selain karena faktor-faktor fisik yakni tinggal di lokasi yang sama, komunitas itu juga bisa merupakan unit sosial yang terbentuk lantaran adanya interaksi di antara mereka. Dengan kata lain, komunitas itu bukan hanya menunjuk pada lokalitas saja melainkan juga pada struktur (Yosal, 2004: 20-22).

Community relations adalah hubungan publik yang memfokuskan diri pada komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan suatu lembaga. Misalnya, para pemilik lahan/tanah haruslah mendapat perhatian dan kepuasaan dari perjanjian pembelian tanah oleh lembaga yang membutuhkan tanah mereka untuk proyek pembangunan pondok pesantren. Jika tidak, maka komunitas yang tidak terpuaskan ini bisa menghambat proyek yang sedang dilaksanakan.

Dengan bergeraknya masyarakat serta individu ke satu arah dan hubungan dengan masyarakat lokal. Reputasi suatu lembaga semakin tergantung pada bagaimana lembaga itu diterima masyarakat setempat. Reputasi akan menentukan keberhasilan yang berkesinambungan dari suatu lembaga/perusahaan (Gregory, 2004:104).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa community relations merupakan kegiatan-kegiatan menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait (stake holder) melalui komunikasi dan informasi, untuk peningkatan hubungan baik dengan kelompok masyarakat dan pemerintah setempat melalui bantuan konsultasi publik dan bantuan penyuluhan.

II. Unsur-unsur Community Relations


Terdapat beberapa unsur dalam Community Relations, yaitu:
  • Kesejahteraan komersial
  • Dukungan agama
  • Lapangan kerja
  • Fasilitas pendidikan yang memadai
  • Hukum, ketertiban dan keamanan
  • Pertumbuhan penduduk
  • Perumahan beserta kebutuhannya yang sesuai
  • Perhatian terhadap keselamatan umum dan penanganan kesehatan yang progresif
  • Kesempatan bereaksi dan berkebudayaan yang bervariasi

III. Manfaat Community Relations


Manfaat Community Relations terbagi menjadi dua, antara lain:

a. Komunitas pada organisasi
  • Reputasi dan citra organisasi yang lebih baik
  • Memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal
  • Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu.
b. Organisasi pada Komunitas
  • Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan
  • Pendanaan investasi komunitas dan pengembangan infrastuktur

IV. Langkah-Langkah Dalam Community Relations


Praktik community relations akhir-akhir ini sudah mengalami banyak perubahan dibandingkan dengan praktik serupa pada awal tahun 1960-an. Kegiatan community relations tidaklah lagi dimaknai sebagai kegiatan filantropis yang memosisikan organisasi seolah-olah seorang dermawan yang membagi-bagi uang dan barang kepada komunitas. Sehingga komunitas merasakan ada manfaat kehadiran organisasi di tengah lingkungannya hanya melalui pemberian dari organisasi itu.

Menurut Waddock dan Boyle (1995:127), kini pendekatan dalam kegiatan community relations dituntut untuk lebih bersifat “strategis”.Program atau kegiatan community relations organisasi kini bukan lagi sekedar penyangga antara organisasi dan lingkunganya melainkan menjalankan fungsi yang mesti mengintegrasikan kepentingan-kepentingan stake-holder, khususnya karyawan dan komunitas, ke dalam kepentingan organisasi (Yosal, 2004: 85).

Hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam menjalankan kegiatan atau program community relations adalah bagaimana organisasi dipandang oleh komunitasnya. Apakah organisasi itu kehadirannya mendapat sambutan baik ataukah dipandang inklusif dari tradisi, kultur, agama atau politik komunitasnya. Inilah yang diingatkan logue (1996: 26). Bagaimana organisasi dipandang komunitas itu menjadi penting dalam menentukan langkah-langkah membangun hubungan dengan komunitas.

De Martinis (2004: 2-4) menjelaskan langkah-langkah dalam community relations bagi organisasi nonprofit sebagai berikut:
  • Merumuskan komunitas organisasi dan berbagai kelompok yang ada didalamnya. Organisasi bekerja bersama dengan kelompok-kelompok orang yang memandang organisasi dari perspektif masing-masing yang unik. Cara yang paling tepat untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok utama komunitas adalah dengan membuka interaksi pada komunitas tersebut.
  • Menentukan tujuan program community relations organisasi, apa yang ingin dicapai organisasi pada masing-masing kelompok dalam komunitas tersebut?
  • Menyusun pesan yang hendak disampaikan, pesan yang disusun bisa saja berbeda-beda untuk setiap kelompok komunitas dan masing-masing pesan dirancang untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Hal ini mengacu pada “sasaran” pesan pada kelompok khalayak.
  • Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian pesan, pesan bisa disampaikan melalui berbagai bentuk media, bisa disampaikan secara personal atau menyelenggarakan kegiatan khusus, yang terpenting pesan tersebut bisa disampaikan kepada khalayak. Yang perlu diingat adalah semakin penting pesan itu maka akan makin baik bila disampaikan secara pribadi.
  • Melaksanakan program community relations organisasi, memang membuat perencanaan sangat diperlukan. Namun hendaknya energi tak dihabiskan pada saat perencanaan belaka melainkan yang terpenting, saat rencana itu diimplementasikan.
  • Menganalisis hasil, apakah program atau kegiatan berhasil? Apakah tujuan yang sudah ditetapkan untuk masing-masing kelompok tercapai? Luangkan waktu cukup memadai untuk menganalisis dampak kegiatan (outcome). Biasanya hasilnya merupakan paduan antara keberhasilan dan kegagalan.
Liz Brown (1998), selanjutnya menguraikan langkah-langkah community relations untuk organisasi bisnis yaitu:
  • Segmentasi — Para praktisi PR biasanya membagi ‘publik’ ke dalam publik-publik sasaran. Begitu juga halnya dengan community relations, karena organisasi bisnis tidaklah berhubungan dengan ‘komunitas’ massa yang tunggal melaikan pada sejumlah komunitas yang berbeda-beda.
  • Skala prioritas — Dari sekian banyak komunitas itu tentu mesti dipilih mana yang hendak menjadi sasaran program community relations. Pertimbangan prioritas tersebut biasanya didasarkan pada komunitas yang paling memiliki kekuatan untuk mendukung atau menghambat pencapaian tujuan bisnis organisasi.
  • Penelitian — Setelah komunitasnya dipilih, langkah berikutnya adalah mengetahui bidang perhatian utama di kalangan komunitas yang menjadi sasaran.
  • Pemuka pendapat pada kelompok sasaran — Cara lain untuk mengetahui permasalahan komunitas adalah dengan berbicara pada pemuka pendapatanya. Hasil pembicaraan dengan pemuka pendapat itu akan memberi informasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi komunitas.
  • Penyelarasan — Tentu saja setiap komunitas akan memiliki permasalahan dan harapannya masing-masing terhadap organisasi kita. Begitu juga dengan organisasi kita, memiliki tujuan yang berbeda-beda pada tiap komunitas. Karena itu perlu dilakukan penyelarasan.
Proses PR dalam Community Relations Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah daam community relations Fokus kegiatan community relations adalah permasalahan yang dihadapi komunitas, bukan permasalahan yang dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelasaian permasalahan yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan juga oleh organisasi. Proses kegiatan community relations bisa dipandang berdasarkan dua pendekatan yaitu:
  • Pendekatan dalam konsep PR lama yang memposisikan organisasi sebagai pemberi donasi, maka program community relations hanyalah bagian dari aksi dan komunikasi dalam proses PR.
  • Pendekatan dengan memposisikan komunitas sebagai mitra dan konsep komunitasnya bukan sekedar kumpulan orang yang berdiam disuatu wilayah operasi organisasi.
Disini organisasi menampilkan sisi dirinya sebagai satu lembaga sosial yang bersama-sama dengan komunitas berusaha memecahkan permasalahan yang dihadapi komunitas. Baik organisasi dan komunitas bersama-sama mengerahkan sumber daya yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama. Dengan pendekatan yang kedua maka tahapan dalam proses kegiatan community relations organisasi menurut Yosal Iriantara dalam bukunya Community Relations, tahapan-tahapan dalam proses PR yang bersifat siklis maka program dan kegiatan community relations perusahaan pun akan melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Pengumpulan Fakta
Pengumpulan fakta permasalahan sosial yang ada dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat, keluhan langsung dari warga masyarakat atau hasil penelitian dan laporan dari lembaga sosial masyarakat (LSM/NGO).

2. Perumusan Masalah
Masalah adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunkan pikiran dan ketrampilan secara tepat. Dalam merumuskan masalah itu kita mulai memfokuskan pada komunitas organisasi apakah komunitasnya berdasarkan lokasi atau dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pada pertimbangan kesamaan kepentingan.

3. Perencanaan dan Pemrograman
Perencanaan adalah suatu perkiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan maka dibuatlah suatu program. Program merupakan cara cara untuk mecapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkah-langkah yangditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

4. Aksi dan Komunikasi
Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR. Watak PR-nya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Dalam community relations selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana. Sedangkan aksi sebagai implementasi program yang sudah direncanakan pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apapun.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan keharusan dalam konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelengaraan program atau kegiatannya belaka, melainkan juga dievaluasi bagaimana sikap komunitas terhadap organisasi, Evaluasi sikap publik itu diperlukan karena pada dasarnya community relations ini meski merupakan tanggung kawab sosial organisasi tetap merupakan kegiatan PR.

V. Tujuan Community Relations


Program community relations dilaksanakan untuk mencapai beberapa tujuan (Cutlip, Center & Broom, 2000), yaitu:
  • Memberikan informasi pada komunitas tentang organisasi itu sendiri, produk yang dihasilkan, pelayanan yang diberikan serta aktivitas yang dilakukan. 
  • Meluruskan kesalahpahaman dan menanggapi kritikan publik disertai upaya menggalang dukungan dan opini yang positif.
  • Mendapatkan dukungan secara hukum yang akan mempengaruhi iklim kerja komunitas.
  • Mengetahui sikap, pengetahuan dan harapan komunitas.
  • Mendukung sarana kesehatan, pendidikan, rekreasi dan aktivitas budaya.
  • Mendapatkan pengakuan yang baik dari pemerintah setempat.
  • Membantu perkembangan ekonomi lokal dengan membeli barang-barang kebutuhan dari wilayah setempat.
Berdasarkan tujuh tujuan tersebut tampak bahwa program community relations sesungguhnya tidak hanya masalah perbaikan ekonomi, namun disertai juga upaya pemberdayaan akses informasi dan komunikasi. Penentuan tujuan itu sendiri dipengaruhi oleh karakter komunitas.

Pencapaian tujuan community relations juga akan dipengaruhi oleh cara pandang dan perlakuan organisasi terhadap komunitasnya. Dalam hal ini peran public relations dalam organisasi menjadi penting karena community relations juga bertujuan untuk meminimalisasi perbedaan konsepsi dan pikiran antara masyarakat, korporat dan pemerintah. Sebagai indikator akan terbentuk suatu persepsi yang sejalan dan saling mendukung antara masing-masing-masing pihak, baik masyarakat lokal, pemerintah, maupun korporat merupakan bagian dari kelompok kegiatan.

VI. Bentuk-Bentuk Community Relation


Menurut Esman (dalam Grunig & Hunt, 1984), ada empat bentuk hubungan organisasi dengan komunitas, yaitu:

1. Enabling linkage


Merupakan bentuk hubungan antara organisasi dengan kelompok sosial yang memberikan otoritas dan kontrol yang memungkinkan organisasi eksis, termasuk hubungan dengan pemerintah lokal, khususnya dengan orang-orang kunci.

2. Functional linkage


Ada dua pola hubungan yaitu:
  • Input linkage — Meliputi hubungan dengan karyawan lokal, kelompok/asosiasi lokal, dan penyedia bahan-bahan mentah, uang, yang menyediakan input bagi organisasi.
  • Output linkage — Berkaitan dengan hubungan organisasi dengan organisasi lain yang  menggunakan produknya, seperti para konsumen.
  • Normative linkage — Merupakan hubungan organisasi dengan organisasi lain yang menghadapai masalah yang sama atau memiliki nilai-nilai yang sama, organisasi lokal dengan kepentingan yang sama dengan organisasi.
  • Diffused linkage — Merupakan bentuk hubungan dengan elemen dalam masyarakat yang berperan dalam penyebaran opini publik, seperti hubungan dengan media lokal dan para pemuka pendapat lokal. Pencapaian tujuan community relations juga akan dipengaruhi oleh cara pandang dan perlakuan organisasi terhadap komunitasnya.
Peran PR dalam organisasi menjadi penting. Wilson (2001) mengidentifikasi adanya empat aktivitas penting yang perlu dijalankan seorang public relations. Yang pertama adalah mereka membantu organisasi agar para pimpinan memandang penting relasi dengan komunitas dan melihat pentingnya peran organisasi dalam komunitas. Mereka perlu meyakinkan tanggung jawab organisasi untuk terlibat dalam upaya pembangunan dan kemajuan komunitas. Tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas hidup komunitas ini perlu dilakukan bukan karena akan mendatangkan profit namun merupakan tanggung jawab moral organisasi. Peran seorang public relations yang kedua adalah membantu menyadarkan organisasi bahwa komunitas tidak hanya sekedar terdiri dari para investor (stake holder), namun mereka juga terdiri dari para stakeholders, yaitu karyawan, konsumen, pesaing, pemasok bahan, dan kelompok publik lain di mana hubungan perlu dikembangkan (Grunig & Hunt, 1984).

VII. Kebijakan Community Relations


Community relations merupakan sebuah program yang dilandasi kebijakan (policy) organisasi. Dengan memandang community relations sebagai kebijakan maka bisa tampak seberapa besar dan seberapa jauh komitmen organisasi terhadap komunitas. Menurut Wheelen dan Hunge, kebijakan merupakan pedoman umum untuk mengambil keputusan pada seluruh organisasi. McLaughlin menyatakan kebijakan memiliki makna ganda. Kebijakan bisa berupa “kerangka kerja yang menjadi pedoman pengambilan keputusan dalam hal tertentu dan menunjukan maksud-maksud yang lebih besar” dan bisa pula berupa” rencana umum tindakan”.

Bila program community relations organisasi dijalankan sebagai satu kebijakan organisasi maka program tersebut akan memiliki landasan yang kokoh untuk dijalankan. Karena kebijakan tersebut merupakan penjabaran dari strategi umum yang dijalankan satu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kalaupun ada perubahan tapi bukan hal yang mendasar melainkan lebih merupakan penyesuaian. Kecuali terjadi tekanan eksternal atau internal yang selanjutnya memaksa organisasi merubah kebijakan strategi organisasinya otomatis juga akan merubah kebijakan organisasi termasuk didalamya program community relations.

Lubna Forzley menyatakan, ada lima hal penting yang dalam pelaksanaan program Community Relations dengan pendekatan strategis, yaitu bahwa:
  • Tanpa keterlibatan semua pihak, tidak akan ada yang tercapai.
  • Keterlibatan komunitas secara strategis selalu memberikan hasil yang terbaik bagi semua pihak.
  • Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan visibilitas yang baik.
  • Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan peningkatan pengembangan kapasitas.
  • Keterlibatan komunitas secara strategis mempersyaratkan adanya proses dan sistem pengukuran.

VIII. Perencanaan Program Community Relations


Menurut Mc Laughlin (1990:104) menyebut perencanaan menentukan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh organisasi sebagai satu kesatuan apa yang dilakukan bagian atau personil yang berada didalamnya, dengan satu pandangan untuk mencapai objektif organisasi. Langkah-langkah manajemen strategis S Hari Lubis (1992:1) :
  • Menetapkan misi organisasi
  • Memformulasikan falsafah organisasi
  • Menetapkan kebijakan
  • Menetapkan tujuan/objektif organisasi
  • Mengembangkan strategi
  • Merancang struktur organisasi
  • Menyediakan sumber daya manusia
  • Menetapkan prosedur kerja
  • Menyediakan fasilitas
  • Menyediakan modal kerja
  • Menetapkan standar
  • Menentukan rencana dan program operasional
  • Menyediakan informasi untuk keperluan pengendalian
  • Mengaktifkan sumber daya manusia

IX. Implementasi Program Community Relations


Menurut Wheelen dan Ghunger (1995:221) implementasi pada dasarnya adalah himpunan kegiatan dan pilihan yang diperlukan untuk menjalankan rencana. Dalam memulai implementasi terdapat tiga pertanyaan yang perlu dijawab.
  • Siapa orang yang menjalankan rencana strategis?
  • Apa yang mesti dilakukan?
  • Bagaimana cara melakukan apa yang perlu dilakukan?
Ketiga pertanyaan tersebut pada dasarnya berkenaan dengan sumber daya manusia yang akan menjalankan rencana. Pembagian tugas dan adanya prosedur baku dalam melaksanakan kegiatan.

Dalam implementasi program ada kemungkinan muncul kejadian yang tidak diinginkan, misalnya saja niat untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan komunitas unutk kepentingan bersama, kemudian memunculkan aksi yang menuduh usaha tersebut sebagai usaha pengalihan perhatian dari masalah yang sebenarnya seperti soal pencemaran lingkungan. Kita tidak selalu bisa mengharapkan langkah-langkah implementasi program community relations yang dilakukan organisasi akan memberikan hasil seperti yang diharapkan, kemungkinan munculnya hal-hal yang tidak diinginkan selalu harus diantisipasi sebelumnya.

Dalam community relations selalu ada kepentingan komunitas yang berada diluar kontrol organisasi ini berbeda halnya dengan program public relations seperti menyalin hubungan dengan media yang dikontrolnya lebih besar dipegang organisasi bila dibandingkan dengan commmunity relations. Menghadapi kejadian yang tak terduga atau tidak diharapkan tersebut hal-hal yang dapat dilakukan, adalah :
  • Cepat tanggap
  • Menunjukan tanggung jawab secara tepat
  • Meminta bantuan dan pemahaman
  • Memberitahukan secepatnya kepada karyawan
  • Menunjukan kepedulian
  • Terbuka pada saran dari pihak lain
  • Mengulang kembali semua pernyataan dan pesan
  • Memberi pernyataan secepatnya pada komunitas
  • Bertemu dan berbicara dengan badan-badan atau kelompok-kelompok yang terpengaruh dalam peristiwa tersebut
  • Memasukan peristiwa itu sebagai fakta kedalam kebijakan organisasi

X. Evaluasi Program Community Relations


Biasanya evaluasi dilakukan bila satu program atau kegiatan kurang berhasil sedangkan bila berhasil justru tidak dilakukan, padahal evaluasi mesti tetap dilakukan sekalipun kegiatan itu berhasil atau gagal. Bahkan kegagalan atau keberhasilan bisa diketahui setelah satu kegiatan atau program dievaluasi. Karena itu evaluasi bukanlah tindakan mencari-cari kesalahan, sumber kegagalan atau kambing hitam. Evaluasi justru untuk pengambil keputusan. Misalnya  keputusan untuk menghentikan, melanjutkan, memperbaiki aspek-aspek tertentu dari satu program atau kegiatan yang telah dievaluasi. Menurut Djudju (1992:240-246) membagi evaluasi menjadi 6 kategori, yaitu:
  • Evaluasi untuk pengambilan keputusan yakni evaluasi yang diarahkan untuk pengumpulan informasi yang berkaitan dengan berbagai keputusan tentang perencanaan program
  • Evaluasi bagian program, mengevaluasi bagian tertentu program seperti bagian implementasi dan dampak program.
  • Evaluasi jenis data dan efektivitas yang mengambil data dan jenis kegiatan tertentu untuk dievaluasi seperti mengkategorikan data untuk nilai komponen-komponen program.
  • Evaluasi atas proses evaluasi, yang diperlukan oleh para perancang program untuk memahami proses evaluasi.
  • Evaluasi pencapaian tujuan menilai pengkajian pada tujuan-tujuan khusus program apakah tercapai atau tidak, ini merupakan kategori evaluasi yang paling umum dilakukan.
  • Evaluasi atau hasil dan dampak menilai sejauh mana hasil atau dampak dari program.

XI. Contoh Community Relations Profil


Kantor Pusat Jl. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330, Telp (021) 6515551 (hunting) fax (021) 651560
Didirikan 15 Juli 2003
Pemegang Saham PT. Astra International Tbk (51%) Toyota Motor Corporation (49%)
Jaringan Dealer Toyota 5 dealer utama :
PT.Astra Internasional, PT. New Ratna Motor, PT. Agung Automall, PT. Hasjrat Abadi, NV Hadji Kalla Trd.Co

Visi : Menjadikan fasilitasnya sebagai yang terbaik dengan tujuan untuk menghasilkan produk unggulan adalah filosofi utama.

Misi : Moving forward adalah tentang mendengarkan kebutuhan orang lain dan kebutuhan planet kita. Filosofi ini terpatri dalam setiap langkah yang kita lakukan. Moving Forward adalah tentang merancang kendaraan yang ramah lingkungan di masa depan.

Demikianlah ulasan singkat mengenai Community Relations. Semoga dapat dipahami dan tentunya dapat menambah wawasan bagi kalian yang sudah membacanya. Mohon maaf jika ada kesalahan, sekian dan terimakasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman saya membuat tugas akhir makalah Call For Paper

Pada semester 6 yang ini saya melalui salah satu masa yang sangat menegangkan dalam hidup saya dimana saya harus diwajibkan dalam pembuatan ...