Minggu, 24 Maret 2019

CANDRADIMUKA TV


Tentang Candradimuka Televisi



STISIPOL Candradimuka Palembang yang berdiri sejak tahun 1979 lalu. Setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup signifikan. Setelah memiliki gedung sendiri di kawasan jalan Swadaya Basuki Rahmat tahun 1984.

Sekolah ini semakin berkembang seiring berkembangnya sekolah yang didirikan oleh Drs. H. Ismail Djalili Tokoh Pers Palembang. Berobsesi dan membuat Stasiun Televisi di kampus STISIPOL dengan tujuan guna lebih mendukung peningkatan Mahasiswa terutama di bidang studi Jurusan Ilmu Komunikasi. Obsesi tersebut mulai mulia terwujud setelah Drs. H. Ismail Djalili dengan mengabaikan semua resiko membeli seperangkat peralatan pemancar Televisi. Satu gedung dikawasan kampus yang semula digunakan sebagai perpustakaan dipersiapkan dan di renovasi menjadi sebuah studio.

Pada tanggal 7 Februari 2009, Candradimuka Televisi (C TV) akan diresmikan oleh Gubernur Sumsel Alex Noerdin. C TV bakal menjadi televisi komunitas pertama di perguruan tinggi dalam wilayah kerja Kopertis II.

Menurut Direktur Utama C TV Ismail Djalili saat beraudensi dengan Gubernur Sumsel, Senin (2/2), televisi tersebut sebagai sarana pendidikan dilingkungan kampus. Para kru terdiri dari mahasiswa yang menempuh pendidikan di Stisipol Candradimuka saat ini.

Sedangkan Ketua Stisipol Candradimuka Lishapsari Prihatini mengatakan, bahwa channel C TV pada 62 UHF dengan daya 300 watt yang menggunakan antena setinggi 50 meter. Jam tayang C TV yang merupakan televisi komunitas selama dua jam, pukul 16.00-18.00 WIB.

Sedangkan Alex menyambut baik berdirinya C TV tersebut dengan studio di Kampus Stisipol Candradimuka, Palembang. Namun ia mengharapkan bahwa sebagai televisi komunitas yang bergerak didunia pendidikan, kedepan tidak mengubah apa yang telah diprogramkan. Meski demikian Alex berharap C TV bisa berkembang seperti televisi lain yang sudah ada tanpa meninggalkan misi pendidikan.

"Dari programnya, 50 persen untuk pendidikan dan sisanya untuk yang lain. Ini satu-satunya lembaga pendidikan yang memiliki televisi komunitas," ujarnya.

Pendirian Televisi dan semua persiapan dilakukan tidak begitu saja dan mulus tercapai seperti perizinan yang sempat menggantung hingga cukup lama serta perbaikan dan perubahan peralatan pemancar karena mengalami perubahan channel yang di izinkan.

Rekrutmen tenaga muda yang cukup ahli di bidangnya dilakukan sesuai dengan program dan materi serta sasaran yang hendak dicapai yaitu kalangan muda terutama Pelajar dan Mahasiswa. Sejumlah program pun dirancang dan disususn tim creative Candradimuka TV sesuai dengan moto STISIPOL Candradimuka yaitu Jembatan Seni Ilmu Pengetahuan.

Beberapa program yang diharapkan mampu menjadikan Mahasiswa dan Pelajar antara berupa tayangan AKSI (Aktivitas Siswa), WAPRES (Siswa Berpestasi), Road To Campus, serta Profil Muda. Sedangkan program tayangan Budaya menampilkan ragam dan corak seni dan budaya di tanah air terutama di Sumatera Selatan.

Program lainnya berupa liputan tayangan berita, di tampilkan dalam program info campus dan info Candradimuka. Dengan Persentasi 50 % dunia pendidikan dan selebihnya berupa tayangan seni dan budaya berita dan masalah sosial lainnya diharapkan tayangan Televisi Komunitas ini mampu memberikan warna tersendiri dan alternatif tontonan bagi pemirsa kota Palembang.

Turunnya izin siar dan channel dari Departemen Komunikasi dan Informasi November 2008. Televisi Komunitas Pertama di Sumbagsel Candradimuka Televisi resmi mengudara pada Channel 62 UHF. Dan secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan bpk. H. Edy Yusuf, SH,MH pada tanggal 07 Februari 2019 di STISIPOL Candradimuka Palembang.


Demikianlah ulasan singkat dari saya mengenai Candradimuka Televisi. Sekian dan terima kasih!

PERSONAL BRANDING (MEM-PR-KAN DIRI SENDIRI)


Apa itu Personal Branding?


A. Definisi Personal Branding

Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai Personal Branding:

1. Sebuah pencitraan pribadi yang mewakili serangkaian keahlian, suatu ide cemerlang, sebuah sistem kepercayaan, dan persamaan nilai yang dianggap menarik oleh orang lain. Personal Branding adalah segala sesuatu yang ada pada diri anda yang membedakan dan menjual, seperti pesan anda, pembawaan diri dan taktik pemasaran.
“A personal presentation that represents a skill set, a big idea, a belief system, and value–equation that other people find of interest. Personal Branding is everything you that differentiates and market yourself, such as your message, self-presentation, and marketing tactics.”

2. Personal Branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara lebih banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif. (Montoya, 2006)
“Personal Branding is the art of attracting and keeping more clients by actively shaping public perception.” (Montoya, 2006)

3. Personal Branding adalah sesuatu tentang bagaimana mengambil kendali atas penilaian orang lain terhadap anda sebelum ada pertemuan langsung dengan anda. (Montoya & Vandehey, 2008)
“Personal Branding is about taking control of how other people perceive you before they come into direct contact with you.” (Montoya & Vandehey, 2008)

4. Kemampuan menggunakan atribut-atribut secara bebas yang menunjukkan kemampuan anda dalam mengatur harapan-harapan yang ingin orang lain terima dalam pertemuannya dengan anda. (Mobray, 2009)
“The ability to deliberately use attributes that demonstrate your capability to manage the expectations one will receive from an encounter with you.” (Mobray, 2009)

Dapat disimpulkan bahwa personal branding adalah suatu proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki oleh seseorang, diantaranya adalah kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai, dan bagaimana stimulus-stimulus ini menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran.

B. Elemen Dalam Personal Branding

Dalam membangun personal branding tentunya diperlukan elemen-elemen utama, dimana elemen-elemen tersebut harus saling terintegrasi dan dibangun bersamaan. Personal Branding dapat dibagi menjadi tiga elemen utama, yakni (Montoya & Vandehey, 2008):

1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat membentuk sebuah personal branding melalui sebuah polesan dan metode komunikasi yang disusun dengan baik. Dirancang untuk menyampaikan dua hal penting kepada target market, yaitu:
- Siapakah seseorang tersebut sebagai suatu pribadi?
- Spesialisasi apa yang seseorang itu lakukan?
Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai apa yang masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat seseorang berbeda dengan yang lainnya.

2. Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal brand itu sendiri.

3. Relationship. Sebuah personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien, semakin banyak atribut-atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal branding tersebut.

C. Konsep Dalam Personal Branding (The Eight Laws of Personal Branding) 

Delapan hal berikut adalah konsep utama yang menjadi acuan dalam membangun suatu personal branding seseorang. (Peter Montoya, 2002)

1. Spesialisasi (The Law of Specialization)

Ciri khas dari sebuah Personal Brand yang hebat adalah ketepatan pada sebuah spesialisasi, terkonsentrasi hanya pada sebuah kekuatan, keahlian atau pencapaian tertentu. Spesialisasi dapat dilakukan pada satu atau beberapa cara, yakni:

  • Ability – misalnya sebuah visi yang stratejik dan prinsip-prinsip awal yang baik.
  • Behavior – misalnya keterampilan dalam memimpin, kedermawanan, atau kemampuan untuk mendengarkan.  
  • Lifestyle – misalnya hidup dalam kapal (tidak dirumah seperti kebanyakan orang), melakukan perjalanan jauh dengan sepeda.  
  • Mission – misalnya dengan melihat orang lain melebihi persepsi mereka sendiri  
  • Product – misalnya futurist yang menciptakan suatu tempat kerja yang menakjubkan.  
  • Profession – niche within niche – misalnya pelatih kepemimpinan yang juga seorang psychotherapist.  
  • Service – misalnya konsultan yang bekerja sebagai seorang non-executive director.
2. Kepemimpinan (The Law of Leadership)

Masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dapat memutuskan sesuatu dalam suasana penuh ketidakpastian dan memberikan suatu arahan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah Personal Brand yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kredibilitas sehingga mampu memposisikan seseorang sebagi pemimpin yang terbentuk dari kesempurnaan seseorang.

3. Kepribadian (The Law of Personality)

Sebuah Personal Brand yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian yang apa adanya, dan hadir dengan segala ketidaksempurnaannya. Konsep ini menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep Kepemimpinan (The Law of Leadership), seseorang harus memiliki kepribadian yang baik, namun tidak harus menjadi sempurna.

4. Perbedaan (The Law of Distinctiveness)

Sebuah Personal Brand yang efektif perlu ditampilkan dengan cara yang berbeda dengan yang lainnya. Banyak ahli pemasaran membangun suatu merek dengan konsep yang sama dengan kebanyakan merek yang ada di pasar, dengan tujuan untuk menghindari konflik. Namun hal ini justru merupakan suatu kesalahan karena merek-merek mereka akan tetap tidak dikenal diantara sekian banyak merek yang ada di pasar.

5. The Law of Visibility

Untuk menjadi sukses, Personal Brand harus dapat dilihat secara konsisten terus-menerus, sampai Personal Brand seseorang dikenal. Maka visibility lebih penting dari kemampuan (ability)-nya. Untuk menjadi visible, seseorang perlu mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya, menggunakan setiap kesempatan yang ditemui dan memiliki beberapa keberuntungan.

6. Kesatuan (The Law of Unity)

Kehidupan pribadi seseorang dibalik Personal Brand harus sejalan dengan etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari merek tersebut. Kehidupan pribadi selayaknya menjadi cermin dari sebuah citra yang ingin ditanamkan dalam Personal Brand.

7. Keteguhan (The Law of Persistence)

Setiap Personal Brand membutuhkan waktu untuk tumbuh, dan selama proses tersebut berjalan, adalah penting untuk selalu memperhatikan setiap tahapan dan trend. Dapat pula dimodifikasikan dengan iklan atau public relation. Seseorang harus tetap teguh pada Personal Brand awal yang telah dibentuk, tanpa pernah ragu-ragu dan berniat merubahnya.

8. Nama baik (The Law of Goodwill)

Sebuah Personal Brand akan memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan lebih lama, jika seseorang dibelakngnya dipersepsikan dengan cara yang positif. Seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang diakui secara umum positif dan bermanfaat.

Karakteristik Personal Branding (Khas, Relevan, dan Konsisten)

Pembentukan suatu Personal Branding adalah layaknya seperti cara kerja merek bisnis. Dengan perlakuan yang sama itu maka perlu dipahami bagaimana cara kerja dari suatu merek bisnis. Prinsip dan ide-ide yang dikembangkan selama bertahun-tahun di dalam bisnis dikembangkan dan disesuaikan untuk membangun sebuah Personal Branding.

Personal branding merupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara dalam benak orang lain, maka yang menjadi inti persoalannya adalah bagaimana orang lain memandang seseorang tersebut pada sisi yang positif dan tertarik untuk menggunakan jasanya. Terdapat tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu, yang menentukan kekuatan dari suatu personal branding (McNally & Speak, 2004).

Merek yang kuat adalah:

1. Merek yang Khas
yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut memiliki suatu sudut pandang. Disini merek harus memiliki ciri yang berbeda dari yang lainnya melalui keunikan yang dimiliki.

2. Merek yang Relevan
Apa yang diwakili oleh merek tersebut terkait dengan apa yang dianggap penting oleh orang lain. Relevansi ini terkait dengan objek atau target dari konsumen yang dibidik, karena jika tidak sesuai maka persepsi positif tidak akan timbul dan terkadang jika sudah mengganggu malah akan timbul persepsi negatif.

3. Merek yang Konsisten
Orang menjadi yakin di dalam suatu hubungan berdasarkan kepada perilaku konsisten yang mereka rasakan atau mereka amati. Seperti halnya perlakuan pada produk, image positif yang telah terbentuk pada konsumen haruslah konsisten, karena pada personal branding yang lebih terkait pada jasa, hubungan atau relasi konsumen sangat kental sehingga jika sampai image dari seseorang berubah maka dapat merubah persepsi dari masyarakat yang bukan tidak mungkin akan menjadikan persepsi yang negatif.  

Ketika tindakan-tindakan seseorang bersifat khas, relevan, dan konsisten, maka masyarakat akan mulai memandang personal brand. Seseorang yang menciptakan dan memelihara hubungan yang bersifat emosional tersebut dengan memperlihatkan sikap yang khas, relevan, dan konsisten.

Fungsi dan Tujuan Personal Branding :

  1. Memperkenalkan dan mempertajam citra diri seseorang
  2. Memudahkan orang lain untuk mengingat siapa kita
  3. Memudahkan dalam menentukan pilihan
  4. Memfokuskan diri pada apa yang ingin dicapai

Komponen penting dalam Personal Branding :

1. Komponen Utama :
  • Value (Nilai Unggul) – Pada komponen ini biasanya banyak orang yang merasa kesulitan untuk menemukan nilai unggulnya dari segala yang diminatinya dikarenakan orang tersebut kurang banyak berlatih dalam memaksimalkan nilai unggul mereka sehingga mereka merasa ragu dalam mencapai komponen ini. Dan ada juga Orang yang secara alami sadar dengan value mereka, orang tersebut sudah bisa menentukan value mereka dalam memunculkan personal branding mereka. Cara yang sederhana untuk memunculkan value kamu adalah dengan berlatih secara konsisten dalam memaksimalkan potensi diri. Bagi kamu yang kesulitan menemukan value yang ada di diri kamu, cara yang termudah untuk kamu lakukan adalah dengan berkonsultasi dengan mentor yang tepat dalam memaksimalkan Personal Branding kamu.
  • Skill (Keterampilan) – Setiap orang mempunyai ketrampilan, kemampuan dan kelebihan. Cara terpenting untuk mengembangkan Skill adalah dengan fokus pada kelebihan kamu, bukan pada kekurangan kamu.
  • Behaviour (Tingkah laku) – Tingkah laku akan mendukung semua aspek yang akan memunculkan kamu seperti apa. Jadi apabila tingkah laku yang kamu kembangkan dengan cara positif maka hasilnya pun akan positif begitu sebaliknya.
2. Komponen Pendukung :
  • Appereance (Penampilan diri) – Penampilan akan menunjukan akan mempresentasikan diri kamu, apakah kamu seorang yang rapih, sederhana, eksekusif dan seterusnya.
  • Aniqueness (Keunikan pada diri sendiri) – Keunikan pada diri kamu sendiri yang tidak dimiliki orang lain.
  • Authentic (Keaslian pada diri sendiri) – Otentik dan tidak dibuat-buat sebagai identitas original kamu yang khas.

Macam-macam Personal Branding

1. Alami (natural) 
Yaitu seseorang yang dengan alami sudah melakukan personal branding tanpa disadarinya.

2. Buatan (by design)
Yaitu seseorang yang dengan sengaja menciptakan personal brandingnya untuk mencapai hal tertentu.

Personal Branding Tentang Diri Saya Sendiri


Perkenalkan nama saya Sulistiani, Teman-teman biasa memanggil saya Sulis. Saya lahir di kota Palembang pada tanggal 6 Desember 1999. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya seorang pegawai swasta dan ibu saya seorang pedagang, dan adik saya seorang pelajar yang sedang duduk di bangku SMP, saya dan adik saya berselisih 7 tahun. Agama saya adalah Islam begitu juga dengan orang tua dan saudara saya. Saya memiliki golongan darah AB. Tinggi badan saya 165 cm dan berat badan saya 54 kg. Saya memiliki rambut hitam yang bergelombang. Warna biru muda adalah warna kesukaan saya. Salah satu tempat kesukaan saya adalah pantai. Rasanya bila memandang laut biru yang luas serta mendengar suara ombak yang menderu-deru, suasana hati saya menjadi tenang dan segala pikiran berat yang sedang dirasakan bisa berkurang.

Mengenai kepribadian saya, saya memiliki sifat yang periang, ramah, dan baik hati karena saya senang membantu teman dan senang bergaul. Saya juga tipe orang yang mau bekerja keras dalam setiap pekerjaan yang sedang saya jalani agar pekerjaan tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal. Namun, saya juga memiliki beberapa sifat yang buruk. Saya manja dan masih seringkali keras kepala. Sampai sekarang, saya berusaha mengurangi sifat-sifat buruk itu dengan berusaha belajar mandiri.

Saya memiliki hobi photografi dan bernyanyi. Penyanyi favorit saya adalah Taylor Swift. Saya memiliki cita-cita menjadi seorang Floor Director di Stasiun Televisi. Saya bertekad menyelesaikan kuliah saya di jurusan Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka. Tentunya dibutuhkan usaha yang keras dan tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita dan pendidikan saya saat ini. Dan saya akan berusaha giat belajar untuk mencapainya. Harapan saya bisa membahagiakan kedua orang tua saya yang telah susah payah membesarkan dan mendidik saya. Mereka selalu memberikan semangat, saran, nasihat dan dukungan kepada saya baik diwaktu senang maupun sedih.

Demikianlah ulasan singkat mengenai Personal Branding tentang Diri Saya Sendiri. Semoga dapat menambah wawasan kita mengenai Personal Branding dalam kehidupan sehari-hari. Sekian dan terima kasih.

REVIEW BUKU PUBLIC RELATIONS


Review Buku Public Relations


Judul buku : Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations, dan Publisitas Korporat
Penulis : Bapak Rachmat Kriyantono, Ph.D
Penerbit : Prenadamedia Grup
Tahun terbit : 2016
Kota terbit : Jakarta


Dalam buku Public Relations terdapat tiga bagian yaitu pada bagian pertama berfokus pada Dasar-Dasar Public Relations sedangkan pada bagian kedua membahas mengenai Penulisan untuk Public Relations serta bagian ketiga membahas Produksi Media Public Relations. Di review ini akan membahas pada bagian satu Bab 1 yang memiliki beberapa poin yang dibahas.

Di bab satu ini masih membahas bagian luar dari public relations seperti definisi, tujuan, fungsi, ruang lingkup, media PR, dan Public Relations Profesional.

Point A

Buku ini membahas mengenai “Apa Itu Public Relations?”. Namun, Sebelum masuk  pembahasan definisi public relations, Bapak Kriyantono (2016:3) membahas terlebih dahulu perbedaan antara istilah public relations dan Hubungan Masyarakat atau biasa disingkat sebagai Humas. Perbedaan tersebut terlihat pada padanan kata yang digunakan. Public Relations sendiri adalah istilah dalam bahasa inggris sedangkan Hubungan Masyarakat sebagai padanan katanya, Bapak Kriyantono (2016:3) mengatakan bahwa padanan kata tersebut tidaklah tepat karena seharusnya Public Relations sendiri apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia akan berarti “Hubungan Publik” bukan Hubungan Masyarakat karena masyarakat terlalu luas sedangkan publik hanyalah bagian dari masyarakat tersebut.

Sedangkan menurut Ardianto (2013:2) secara etomologis, istilah public yang diterjemahkan menjadi masyarakat, kurang tepat karena yang tepat padanan katanya, yaitu publik atau khalayak. Sedangkan masyarakat yang diterjmahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi society atau general public, pengertiannya lebih luas dari public itu sendiri Sementara, dalam setiap kegiatan PR yang menjadi target publiknya bukan society atau general public, melainkan public, di mana public adalah bagian dari society atau general public. Namun, dikarenakan istilah Humas sudah banyak digunakan oleh masyarakat maka hingga saat ini penggunaan istilah tersebut tetap dipakai.

Beberapa Definisi dari berbagai ahli pun dijelaskan pada buku ini. Seperti dari John E. Marston, “Public Relations is lanned, persuasive, communication designed to influence significant public” yang telah diterjemahkan oleh buku ini “Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk memengaruhi publik yang signifikan.” Selain dari John E. Marston, buku ini juga mencantumkan definisi-definisi Public Relations dari Frank Jefkins, Tony Grener, The First World Forum of Public Relations, Cutlip, Center & Broom, serta Grunig & Hunt.   

Point B

Buku ini menjelaskan tujuan atau goals dari public relations. Terdapat lima tujuan dari public relations menurut buku ini yaitu :

  • Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya.
  • Membangun citra Koorporat (coorporat image).
  • Citra korporat melalui program CSR (Corporate Social Responbility).
  • Membentuk opini publik yang favoruable.
  • Membentuk Goodwill dan kerja sama. (Kriyantono, 2016, hal. 7-20).

Dicantumkannya tujuan dari public relations tersebut dapat dkatakan bahwa tujuan Public relations tidaklah main-main dan tidak dapat diremehkan karena membutuhkan usaha keras dalam mencapai tujuan tersebut.

Point C 

Disebutkan beberapa fungsi Public Relations berdasarkan penelitian dari penulis maupun beberapa ahli. Menurut penelitian penulis yaitu Kriyantono (2016:21), secara garis besar public relations memiliki fungsi antara lain:

  • Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (Maintain good communication).
  • Melayani kepentingan publik degnan baik (Serve public’s interest).
  • Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners).

Selain dari penulis sendiri, terdapat juga pendapat menurut ahli yaitu Cutlip & Center dan dari Foundation for Public Relations Research education yang mengumpulkan 65 praktisi public relations pada tahun 1975 guna membahas fungsi dari public relations ini.

Point D


Terdapat penjelasan mengenai ruang lingkup pekerjaan public relations. Penulis Kriyantono (2016:23-25) menyingkatnya menjadi PENCILS yaitu yang memiliki kepanjangan antara lain:

  • Publication & Publicity
  • Events
  • News
  • Communiy
  • Identity-Media
  • Lobbying
  • Social Investment
Selain itu juga terdapat gambaran-gambaran lain yang lebih jelas mengenai gambaran ruang lingkup pekerjaan public relations tersebut.

Cutlip, Center, & Broom (dalam Kriyantono, 2016, hal. 26-28), pun membuat kategori berisi ringkasan menganai ruang lingkup pekerjaan dari public relations ini, yaitu antara lain:
  • Menulis dan Mengedit
  • Hubungan media dan Penempatan Media
  • Riset
  • Manajemen dan Administrasi
  • Konseling
  • Acara Special
  • Pidato
  • Produksi
  • Training
  • Kontak
Dalam poin ini Bapak Kriyantono memberikan singkatan dari ruang lingkup public relations sehingga dapat mempermudah pemaca untuk mengingat dan memahaminya. Gambaran-gambaran lain yang disediakan pun dapat mempermudah pemahaman mengenai ruang lingkup pekerjaan public relations.

Point E

Membahas mengenai Public Relations Tools atau Media Public Relations. Menjelaskan mengenai alat-alat atau beberapa media yang digunakan untuk mendukung kegiatan public relations agar lebih mudah dan lebih rapi dalams pelaksanaannya. Terdapat sekitar sebelas media yang dapat digunakan untuk media public relations.

Untuk dapat melakukan pekerjaannya seorang public relations mempunyai alat-alat kegiatan (PR Tools). Alat-alat kegiatan ini bisa disebut sebagai media public relations. (Kriyantono, 2016, hal. 28-32), antara lain:
  • Publisitas dan Media Relations
  • Special Events
  • Corporate advertising
  • Newsletters
  • Speaker bureau
  • Lobbying
  • Charitable Contributions
  • Thank You Notes and Letters
  • Audio-Visual Instrument
  • Sponsorships
  • Letters of Denials

Point F

Dalam poin ini penulis membahas mengenai Public Relations Profesionals. Menurut buku ini, Kriyantono (2016:34), public relations adalah profesi yang menuntut integrasi antara pengetahuan (expertise), keahlia (skill), dan etika profesi (ethics). Public Relations juga dituntut untuk mempunyai 3B (beauty, brain, & behavior).

Benar memang bahwa seorang public relations identik dengan wajah para PR yang menarik, cantik ataupun ganteng. Tetapi, dengan penampilan yang menarik tersebut tentu saja harus dibarengi denan adanya skill atau kemampuan serta wawasan yang luas agar dapat dipercaya. Selain itu dalam menjalankan tugasnya seorang public relations harus luwes dalam berhadapan orang banyak, maksudnya adalah mudah membaur dan mudah berorganisasi. Skill tersebut sangat dibutuhkan karena pekerjaan public relations yang terus berhadapan dengan orang banyak. Selain itu perilaku seorang public relations harus baik dan sesuai etika yang ada. Kemampuan dalam menghadapi krisi dan isu perusahaan pun harus dimilikinya karena sebuah perusahaan pasti pernah mengalami isu-isu yang kurang baik bahkan menyebabkan krisi perusahaan. Seorang public relations harus dapat memangani kirisi tersebut agar tidak berdampak buruk pada citra perusahaan.

Menurut buku ini, pengetahuan tentang riset perlu dikuasai, mengingat peerjaan public relations adalah based on facts (beerdasarkan fakta-fakta). Fakta diperlukan pada setiap keptuasan yang diambil. Wawasan teoritis dan kemampuan aplikasi dari bidang-bidang pekerjaan yang dipaparkan mulai dari menulis, multimedia, riset, komunikasi organisasi, manajemen konflik dan lainnya, harus dikuasai public reations. Jadi, bukan tanpa alasan jika kita mengatakan bahawa public relations adalah orang yang “serba tahu” segala hal Public relations merupakan panutan bagi public internal atau eksternal, karena kemampuannya dalam berkomunikasi, pintar, dan berperilaku mennarik. Public relaions adalah cermin dan presentasi nyata perusahaan. (Kriyantono, 2016, hal. 37)


Kesimpulan

Dari Bab 1 tersebut pembaca dapat mengetahui beberapa dasar penting dari Public relations seperti Definisi, Tujuan, Fungsi, hingga Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations. Dalam penyampaiannya bapak Kriyantono menggunakan bahasa yang lugas dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh pembaca seperti mahasiswa apalagi pembaca yang masih awam dengan apa itu public relations. Karena jika penggunaan bahasa yang kurang lugas maka akan sulit dimengerti oleh pembaca.

Sabtu, 23 Maret 2019

PEMBUKAAN S2 ILMU KOMUNIKASI STISIPOL CANDRADIMUKA


STISIPOL Candradimuka Palembang membuka Prodi Pasca Sarjana S2 Ilmu Komunikasi


PALEMBANG – Stisipol Candradimuka Palembang, membuka Prodi Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi yang dimulai perkuliahan perdana tahun ajaran 2019 atau September ini.

Ketua Stisipol Candradimuka Palembang, Dr. Hj. Lishapsari Prihatini, M.Si, dalam Jumpa Pers Sabtu (23-03-2019) mengemukakan, telah memperoleh SK berdirinya Magister Ilmu Komunikasi dari Dikti yang diserahkan 15 Maret 2019 lalu di Bandarlampung.

Pada Konfrensi pers dilaksanakan di aula mini Stisipol Candradimuka Palembang itu, Lishapsari mengatakan pihaknya begitu bersyukur terbitnya SK Magister Ilmi Komunikasi ini.

Dikatakan, STISIPOL Candradimuka Palembang sebelumnya sudah memiliki Program S2 Administrasi Publik. Lalu sejak tahun 1973 an, saat Stisipol berdiri secara bertahap telah memiliki empat program studi S1.

Program tersebut, masing-masing Prodi Ilmu Komunikasi, prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Prodi Ilmu Administrasi dan Prodi Ilmu Politik.

Lishapsari yang didampingi Ketua Prodi Budi Santoso, M.Comn, lebih jauh memaparkan bahwa dibukanya Magister Ilmu Komunikasi ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi lulusan ilmu komunikasi dari S1 dan para pelaku profesional dan bekerja di bidang komunikasi dan jurnalistik.

Hadir dalam.kesempatan itu sejumlah dosen Stisipol Candradimuka Palembang antara lain Drs H. Fakhrurrozi Bey, MM, Drs.H Bangun P Lubis M.Si, Icuk M Syakir, M.Si, dan Sejumlah petinggi Perguruan Tinggi ini.

Disebutkan Lishapsasi bahwa Magister Ilmu Komunikasi memikik konsentrasi Program Studi Komunikasi Politik dan Corporate & Marketing Communication.

Masa studi adalah dua tahun dengan gelar Magister Ilmu Komunikasi (M.I.Kom).

Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka Palembang, Budi Santoso M.Comn, ketika ditanya wartawan dalam kesempatan itu, mengemukakan perlu dihayati bahwa era sekarang ini, sangat begitu pernting memiliki skill di bidang ilmu komunikasi.

Satu aksioma komunikasi populer berbunyi “One cannot not communicationa.” Artinya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi.

Dengan begitu memberikan makna bagi kita, bahwa tidak dapat menghindari diri dari berkomunikasi. Apalagi dalam era distruptif industri 4.0, muncul berbagai jenis komunikasi yang menyesuaikan era.

Dikatakan, mereka yang ingin memdaftar bisa langsung datang ke Gedung Stisipol Candradimuka Palembang di Jl. SWADAYA Skip Ujung Palembang. Atau bisa menghubungi Budi Santoso, Hp 081274730001 dan ibu Lady Havivi 081780456 dan Virna Hp 081322445042

Lishapsari mengatakan bahwa perkulihan dimulai September 2019 dengan jadwal Rabu dan Kamis Pkl 08.00 sampai selesai. Dan Pkl 16.30 sampai selesai untuk Kelas Reguler.

Sedangkan kelas non reguler pada hari Sabtu mukai Pkl. 08.00 sampai selesai. Tentunya dengan fasilitas yang cuku dan ruang ber AC.

MEDIA CETAK & KIT



Apa itu Media Cetak & Kit?

I. MEDIA CETAK

A. Pengertian Media Cetak

Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diuna dan Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah.

Media cetak adalah segala barang cetak yang dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya macam-macam media cetak pada umumnya.

Sejarah media modern berawal dari buku cetak. Meskipun pada awalnya upaya pencetakan buku hanyalah merupakan upaya penggunaan alat teknik untuk memproduksi teks yang sama atau hampir sama, yang telah disalin dalam jumlah yang besar, namun upaya itu tentu saja masih dapat disebut semacam revolusi. Lambat laun perkembangan buku cetak mengalami perubahan dalam segi isi semakin bersifat sekular dan praktis. Kemudian semakin banyak pula karya populer, khususnya dalam wujud brosur dan pamflet politik dan
agama yang ditulis dalam bahasa daerah, yang ikut berperan dalam proses transformasi abad pertengahan. Jadi, pada masa terjadinya revolusi dalam masyarakat buku pun ikut memainkan peran yang tidak dapat dipisahkan dari proses revolusi itu sendiri.

Hampir dua ratus tahun setelah ditemukannya percetakan barulah apa yang sekarang ini kita kenal sebagai surat kabar prototif dapat dibedakan dengan surat edaran, pamflet, dan buku berita akhir abad keenam belas dan abad ketujuh belas. Dalam kenyataannya terbukti bahwa suratlah yang merupakan bentuk awal dari surat kabar, bukannya lembaran yang berbentuk buku. Surat edaran diedarkan melalui pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama untuk menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yang ada hubungannya dengan perdagangan internasional. Jadi, munculnya surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan dilingkungan dunia usaha. Surat kabar pada masa awal ditandai oleh: wujud yang tetap; bersifat komersial (dijual secara bebas); bertujuan banyak (memberi informasi, mencatat, menyajikan adpertensi, hiiburan, dan desas-desus); bersifat umum dan terbuka.

Dalam konsep pengertian diatas, media cetak (surat kabar dan majalah) memiliki kadar inovasi yang lebih tinggi daripada buku cetak , penemuan (invensi) bentuk karya tulis, sosial dan budaya yang baru. Meskipun pada masa itu pandangan yang muncul tidak demikian adanya. Kekhususan surat kabar, jika dibandingkan dengan sarana komunikasi budaya lainnya, terletak pada individualisme, orientasi pada kenyataan, kegunaan, sekularitas (nilai–nilai), dan kecocokannya dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru, yakni kebutuhan para usahawan kota dan orang profesional. Kualitas kebaruannya bukan terletak pada unsur teknologi atau cara distribusinya, melainkan pada fungsinya yang tepat bagi kelas sosial tertentu yang berada dalam iklim kehidupan yang berubah dan suasana yang secara sosial dan politis lebih bersifat permisif (terbuka).

Sejarah perkembangan surat kabar serta majalah selanjutnya dapat dipaparkan sebagai serangkaian perjuangan, kemajuan dan pengulangan, yang mengarah ke iklim kebebasan, atau bisa juga dilihat sebagai kelanjutan dari sejarah kemajuan ekonomi dan teknologi. Unsur-unsur penting dalam sejarah pers yang mempengaruhi batasan surat kabar dan majalah modern akan disajikan pada paragraf-paragraf selanjutnya. Memang sejarah perkembangan pers setiap bangsa tidak mungkin dipaparkan dalam satu pemaparan ringkas.

Terlepas dari hal tersebut, patut dicatat bahwa unsur-unsur penting tersebut, yang sering kali berbaur dan berinteraksi satu sama lain, merupakan faktor penentu dalam perkembangan institusi pers. Tentu saja dengan kadar pengaruh yang berbeda-beda.

B. Pengertian Media Cetak dari Para Ahli

Berikut ini beberapa pengertian media cetak dari beberapa ahli komunikasi terkemuka, antara lain:

1. Secara Harafiah
Jika dilihat dari arti harafiahnya, media yang berasal dari kata latin merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’, yang berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Artinya media adalah perantara atau pengantar pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Sedangkan percetakan, secara harafiah berarti sebuah proses untuk memproduksi tulisan atau gambar, terutama dengan tinta di atas kertas, yang dilakukan secara masal dengan menggunakan mesin cetak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media cetak merupakan sebuah perantara atau pengantar pesan dari sumber pesan kepada penerimanya, dalam bentuk tulisan atau gambar yang di cetak dengan tinta diatas kertas.

2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KKBI edisi ketiga, media cetak merupakan sebuah sarana media masa yang mana dicetak dan diterbitkan secara berkala, seperti surat kabar, atau majalah.

3. Menurut Eric Barnow
Eric Barnow mengemukakan bahwa media cetak memiliki pengertian sebagai segala barang yang dicetak dan ditujukan untuk umum. Media cetak merupakan berbagai bentik barang cetakan seperti majalah, surat kabar, atau lainnya yang dibuat dengan tujuan menyebarkan informasi atau pesan komunikasi kepada masyarakat luas.

4. Menurut Ronald H Aderson
Dalam buku ‘Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran’ yang di terjemahkan oleh Yusufhadi Miarso; Ronald H Anderson menyatakan bahwa media cetak merupakan segala bahan bacaan yang diproduksi secara professional, misalnya buku dan majalah.

5. Menurut Azhar Arsyad
Dalam buku ‘Media Pembelajaran’ terbitan Rajawali Press pada tahun 2013, Azhar Arsyad mendefinisikan media cetak sebagai cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, misalnya buku dan materi visual statis. Penyampaian materi ini Dilakukan melalui proses percetakan mekanis dan fotografis.

6. Menurut Dewi Salma Prawiradilaga
Dalam buku ‘Wawasan Teknologi Pendidikan; yang diterbitkan oleh Prenada pada tahun 2012 Dewi Salma Prawiradilaga menyebutkan bahwa media cetak memiliki dua komponen utama yaitu teks (verbal) dan bahan visual. Media cetak memiliki kekhususan berkaitan dengan kebiasaan pembaca dalam mencerna materi secara linear, mencerna visual menurut ruang, dan gerak pembacanya bersifat pasif. Terdapat ketergantungan terhadap aspek kebahasaan, biasanya pesan disusun kembali berdasarkan kepentingan pemakai.

7. Menurut Wikidata
Berdasarkan laman Wikidata, media cetak memiliki pengertian sebagai sarana media massa. Sarana media massa ini dicetak dan diterbitkan secara berkala. Misalnya surat kabar dan majalah.

8. Menurut Wikipedia
Berdasarkan pengertian yang dipublikasikan oleh laman Wikipedia mengenai media di Indonesia, media cetak dapat diartikan sebagai media yang melakukan proses penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi cetak, dan dalam bentuk cetak. Media komunikasi yang merupakan bagian dari media cetak adalah surat kabar, majalah, dan tabloid.

9. Menurut Oxford Living Dictionaris
Berdasarkan pengertian print media dari Oxford Living Dictionaris, media cetak dapat diartikan sebagai sarana komunikasi massa dalam bentuk publikasi cetak, seperti surat kabar dan majalah.

10. Menurut Cambridge Business English Dictionary
Berdasarkan pengertian print media dari Cambridge Business English Dictionar, yaitu ‘ a way of referring to newspapers and magazines’ maka dapat didapatkan pengertian media cetak sebagai sebuah cara komunikasi yang merujuk pada koran dan majalah.

C. Sejarah Media Cetak

Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada
tahun 1455 terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari
penggunaan daun atau tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai
percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui teknologi cetak
yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong
juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit.
Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang justru
menjadikan teknologi ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang
lebih jauh.

Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah dimana
perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak
dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan
gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat
secara manual dengan menggunakan pena.

Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf ( kemampuan untuk baca-tulis). Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin – misalnya. Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf.
Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan
teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang
untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif.

D. Jenis Media Cetak

Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut, didasarkan pada waktu terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan pengklasifikasiannya.

Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah :

1. Surat Kabar Harian
Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari, kecuali pada hari-hari tertentu seperti pada libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan Surat Kabar Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini dan disampaikan dengan sistem straight news atau apa adanya.

2. Surat Kabar Mingguan
Jenis media cetak ini lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloid. Biasanya berita yang diangkat adalah berita hiburan atau juga in depth news atau liputan mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau deskriptif.

3. Majalah Mingguan
Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali. Berita yang diangkat adalah berita in depth news dengan jenis berita adalah berita news atau tentang sebuah peristiwa.

4. Majalah Tengah Bulanan
Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita yang ditampilkan lebih bersifat informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.

5. Majalah Bulanan
Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan. Jenis pemberitaan yang disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari hasil penelitian.

6. Majalah Dwibulanan
Majalah ini terbit sekali dalam dua bulan. Informasi yang disampaikan dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan dari hasil aktivitas sesuatu. Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi laporan pendapatan sebuah lembaga zakat.

7. Majalah Tribulanan
Majalah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwi bulanan. Yang membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Berikut pengertian jenis media cetak tersebut menurut para ahli :

1. Menurut Onong Uchjana Effendy
Surat kabar merupakan lembaran tercetak yang didalamnya memuat laporan kejadian yang terjadi di masyarakat. Surat kabar memiliki ciri khusus yakni terbit secara berkala atau periodic, bersifat umum, dan memuat berita aktual mengenai apa saja yang mengandung nilai untuk diketahui publik, dalam lingkup seluruh dunia.

2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia majalah didefinisikan sebagai terbitan berkala yang berisi berbagai liputan jurnalistik, pandangan mengenai topic aktual yang patut diketahui oleh pembaca. Berdasarkan waktu penerbitannya, terdapat majalah bulanan, majalah tengah bulanan, majalah mingguan, dan sebagainya. Sedangkan berdasarkan isinya, dibedakan menjadi majalah berita, majalah olahraga, majalah sastra, majalah ilmu pengetahuan, majalah remaja, majalah wanita, majalah anak, dan lain sebagainya.

3. Menurut Kurniawan Juanaedhie
Dalam bukunya ‘Ensiklopedi Pers Indonesia’ yang terbit pada tahun 1991, Kurniawan Juanaedhie mendefinisikan tabloid sebagai surat kabar yang memiliki ukuran setengah dari ukuran surat kabar biasa dan terbit secara berkala.

4. Menurut KKBI
Juga berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), bulletin menandung pengertian sebagai media cetak yang berupa selebaran atau majalah dan berisi warta singkat atau pernyataan tertulis. Bulletin diterbitkan secara periodik oleh organisasi atau lembaga dengan kelompok pfofesi tertentu. Bulletin juga di definisikan sebagai siaran kilat yang bersifat resmi mengenai perkembangan penyelidikan, pertandingan, dan lain sebagainya.

5. Menurut Wikipedia
Laman Wikipedia mendefinisikan brosur sebagai buku yang terdiri dari satu atau sejumlah kecil halaman dan diterbitkan secara tidak berkala. Brosur bersifat selesai dalam satu kali terbit, sehingga tidak terkait dengan terbitan lain.

Berikut adalah 9 jenis media cetak yang berkembang di masyarakat :

1. Koran


Dapat dikatakan apabila koran merupakan sebuah sarana penting dari komunikasi massa dimana media ini dapat meraih setiap sudut daerah dimana media elektronik tidak dapat mencapainya. Koran memainkan peranan penting sebagai penyedia informasi pertama, membangun opini, memperbarui pengetahuan para pembaca, dan menyediakan sarana promosi bagi para penyedia produk.


Sebuah koran dapat menjadi sarana komunikasi untuk berbagai topik seperti politik, sosial, hiburan, keuangan, saham, dan sebagainya. Selain topik-topik yang “berat”, koran juga dapat menyajikan sarana pengisi waktu senggang seperti TTS, Sudoku, puzzle, kartun, review film, review buku, musik, dan lain-lain. Tentu hal ini dapat meraih perhatian tidak hanya bagi orang usia dewasa saja namun semua usia.

2. Majalah

Majalah merupakan salah satu jenis yang populer dari media cetak. Isi majalah biasanya dibedakan atau disesuaikan dengan tipe dari para pembaca yang menjadi targetnya. Seperti misalnya ada majalah khusus bisnis dan keuangan, majalah khusus wanita bekerja, majalah khusus gadis remaja, majalah khusus pria, majalah fashion, majalah travel, majalah tentang rumah dan dekorasi, dsb.

Frekuensi dari terbitnya sebuah majalah dapat berupa mingguan, dua (dwi) mingguan, bulanan, dua bulanan, empat bulanan, setengah tahunan, atau bahkan tahunan. Bagi para pengiklan, majalah merupakan sarana yang tepat karena dapat mengarahkan target produknya sesuai dengan target majalah tersebut. Misalnya iklan kosmetik dimunculkan di dalam majalah wanita atau iklan kamera dimunculkan di dalam majalah khusus fotografi atau gadget.

Selain itu, majalah juga memiliki kelebihan lain yaitu rentang waktu keberadaannya di rak para pembaca lebih lama daripada koran yang terbit setiap hari.

3. Booklet dan Brosur

Booklet dan brosur adalah bagian dari literatur promosi dari sebuah produk atau sebuah organisasi. Media cetak jenis ini memiliki dua tipe, yaitu :

• Promosi pra-pembelian

Biasanya ada di mall dan toko, berupa literatur promosi yang gratis untuk semua dan biasanya berisi penawaran diskon atau paket-paket yang tampak ekonomis. Contohnya booklet gratis tentang kosmetik yang berisi informasi tentang produk, tren teranyar, keuntungan menggunakannya, warna-warna yang tersedia, kupon diskon, dsb. Hal tersebut dapat terbukti dapat mempengaruhi keputusan membeli para pembaca.

• Promosi paska-pembelian

Booklet dan brosur ini biasanya diberikan dengan sebuah produk dengan tujuan pengalaman yang lebih baik bagi para pelanggan setelah membeli. Biasanya media ini diberikan bagi para pelanggan baru yang memberikan keterangan mengenai keuntungan menggunakan produk tersebut, petunjuk penggunaan, cara membersihkan dan menyimpannya serta gambar-gambar “how to” atau “bagaimana caranya”. Terkadang booklet ini disertai “penawaran yang lain”.

Brosur terkadang disertai profil perusahaan dengan gambar-gambar dan format yang menarik. Informasi yang digaris bawahi adalah tentang perusahaan, kapasitas dan kemampuannya, layanan dan solusi yang ditawarkan, prestasi yang pernah dicapai, keberlangsungan, inovasi, penghargaan, dsb.

4. House Magazines (Majalah Internal), Periodical (Majalah Ilmiah), atau Newsletters (Nawala)


Beberapa organisasi kini menerbitkan beragam sarana seperti majalah internal, majalah ilmiah, atau nawala untuk menjaga para pemangku kepentingan mempublikasikan berita-berita yang berhubungan dengan perusahaan. Biasanya majalah internal berisi data tentang pencapaian perusahaan, kegiatan para pegawai, dan informasi tentang penawaran.

Sebuah majalah ilmiah atau nawala lebih kurang didesain dengan tujuan yang sama namun ukurannya dibatasi hanya beberapa halaman saja sehingga informasi yang dimuat dalam bentuk format yang lebih kecil. Media-media ini dipublikasikan mulai dari setiap minggu hingga setiap tahun.

Media cetak jenis ini memiliki dampak “perasaan baik” bagi para pemangku kepentingan. Mereka yakin bahwa perusahaan peduli untuk berkomunikasi dengan mereka, dan hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka terhadap prospek perusahaan.

5. Surat Langsung


Dikenal juga dengan istilah “direct mailers”, adalah pamflet kecil yang berfungsi sebagai alat dalam pemasaran dan iklan langsung. Biasanya surat-surat ini datang lewat pos. Langkah ini dinilai lebih murah daripada iklan dengan pamphlet banyak yang disebar di jalanan. Kebanyakan berisi iklan yang berwarna, kupon diskon dan hadiah, penawaran kartu kredit pra-disetujui, kendaraan, makelar, dan promosi politik.

Sistem ini paling cocok dengan B2B atau bisnis-ke-bisnis yaitu transaksi komersial antar pelaku bisnis. Orang-orang biasanya memiliki tendensi untuk mengingat apa yang mereka lihat dalam iklan ketika akan memutuskan untuk membeli sesuatu. Penawaran yang atraktif dapat membuat keputusan membeli yang positif.

6. Handbill atau Flyer (Sebaran atau Edaran)


Sebaran atau edaran merupakan sebuah bentuk komunikasi yang dicetak pada kertas berukuran kecil. Media cetak jenis ini memiliki ciri mudah dibawa, berwarna-warni, atraktif, dan mudah dibaca. Biasanya disebar pada orang-orang yang lalu lalang di jalanan.

Surat edaran ini biasanya digunakan oleh restoran, hotel, klub malam, kampanye politik, toko makanan, konser, reli, dan lain-lain. Namun, biasanya orang-orang yang diberi edaran ini tidak terlalu membacanya dan lebih memilih membuangnya sehingga promosi lewat jenis ini tidak begitu efektif.

7. Billboard


Billboard merupakan iklan yang sangat besar yang diletakan di lokasi strategis dengan ketinggian yang dapat menarik perhatian. Biasanya para pembaca tertarik dengan warnanya yang tajam dan tebal, kata-kata yang menarik perhatian, kreatifitas, desain, efek special, dsb. Awalnya billboard merupakan lukisan tangan di atas papan yang sangat besar, namun kini sudah dicetak di atas kertas yang sangat besar. Belakangan billboard dilengkapi dengan lampu neon, berupa video dan grafis. Beberapa billboard disebut bulletin.

Komunikasi lewat jenis ini harus menggunakan kata-kata yang sedikit. Gambarnya harus “berkata” lebih keras daripada kata-katanya sendiri. Jenis ini merupakan media komunikasi yang bagus untuk menangkap dan menahan perhatian pelanggan.

8. Press Rilis


Sebuah press rilis merupakan alat yang penting dalam komunikasi karena dibutuhkan komunikasi yang relevan langsung kepada press. Jenis ini merupakan nota press yang dicetak dalam bentuk cetak, fax, surat, atau CD kepada para anggota press. Biasanya media cetak ini dikeluarkan oleh pemerintah, organisasi, LSM, outlet retail, rumah desain, selebritis, dsb. yang ingin membuat pengumuman berita.

Sebuah press rilis juga didistribusikan dalam sebuah konferensi press. Isi press rilis disusun untuk menjawab semua pertanyaan dalam bentuk “W” seperti what (apa), who (siapa), where (dimana), how (bagaimana), dan when (kapan).

9. Buku


Media cetak yang terakhir adalah buku. Buku merupakan media yang signifikan dari komunikasi massa sebagaimana jenis ini memiliki basis pembaca yang luas. Ekspresi dan opini penulis dibawa kepada para pembaca dalam bentuk sebuah susunan buku. Jenis media ini sangat populer di awal kemunculannya dan mulai tergantikan peranannya seiring dengan munculnya bioskop, tv, radio, dan akses internet. Namun bagi para pecinta dan kolektornya, buku sangat berharga.

Seiring dengan perkembangan teknologi tidak dipungkiri kepopuleran 9 jenis media cetak ini di masyarakat akan tergantikan. Tingginya harga kertas dan tinta serta bahan baku awal kertas yaitu pohon yang keberadaannya semakin memprihatinkan mau tidak mau mendesak keberadaan media massa jenis ini. Meskipun begitu, media cetak tidak akan mudah tergantikan begitu saja apalagi bagi orang-orang yang di daerahnya belum ada akses internet dan listrik.

E. Format Media Cetak

1. Broadsheet
Ukuran surat kabar umum. Misalnya, KOMPAS, Media Indonesia, Republika dll.

2. Tabloid
Ukuran setengah broadsheet. Format ini diperkenalkan untuk dikonsumsi oleh pembaca di kalangan masyarakat urban yang sibuk dalam transportasi umum seperti bus, kereta api dll. Misalnya, KORAN TEMPO dll.

3. Magazine
Ukuran setengah tabloid atau seperempat broadsheet. Halamannya diikat dengan kawat, sampul lebih tebal dan mengkilap daripada halamannya. Misalnya, Majalah TEMPO dll.

4. Book
Ukuran setengah magazine atau seperempat tabloid atau seperdelapan broadsheet. Misalnya, Majalah INTISARI dll.

F. Struktur Organisasi Media Cetak

Bagian Redaksi terdiri dari :
  1. Pemimpin redaksi
  2. Wakil pemimpin redaksi
  3. Sekretaris redaksi
  4. Dewan redaksi
  5. Redaktur pelaksana
  6. Redaktur
  7. Koresponden (reporter di luar kota atau di luar negeri)
Bagian Tata usaha terdiri dari :
  1. Administrasi internal yang mengurusi manajemen internal, kepegawaian, penggajian dll.
  2. Administrasi eksternal yang mengurusi pemasaran, sirkulasi, iklan, langganan dll.
Bagian Produksi terdiri dari :
  1. Percetakan sendiri
  2. Percetakan lain

G. Proses Media Cetak

1. Kebijakan redaksi yang tergantung pada ideologi atau politik media cetak. Misal, KOMPAS (Katolik), Suara Pembaruan (Kristen), Republika (Islam), Suara Karya (Parpol) dll.

2. Frekuensi terbit: harian; mingguan, dwi mingguan; bulanan.

3. Tenggat terbit: jam (harian); hari tertentu (mingguan); minggu tertentu (bulanan). Ini perlu diketahui dan diperhatikan oleh pemasang iklan.

4. Cetak: off set modern sampai dengan cetak digital jarak jauh.

5. Sirkulasi: lokal; nasional; regional; internasional.

6. Pembaca: jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan, profesi, hobby, suku, agama dan ras/etnik.

7. Metode distribusi: bagaimana media cetak itu didistribusikan. Misalnya, eceran, loper, agen, toko dll.

H. Kelebihan Media Cetak

Kelebihan media cetak yaitu :
  • Dapat dibaca berkali-kali, jika di simpan
  • Membuat seseorang berpikir secara lebih spesifik mengenai isi tulisan
  • Dapat dikoleksi
  • Harganya cukup terjangkau
  • Mampu menjelaskan hal yang bersifat kompleks dengan lebih baik
Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media cetak juga
memiliki kelebihan dibanding media elektronik. Kelebihan media cetak
secara umum dibanding media elektronik terletak dari “daya tahan”
informasi. Dari berbagai jenis media massa, media cetak memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. hasil cetakan tersebut
permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa mengulanginya
sampai mengerti isi pesan yang disampaikan, tanpa biaya tambahan.
Selain itu, halaman media cetak, menurut Mondry, bisa terus ditambah
seandainya diperlukan.

Surat kabar harian memiliki kelebihan lebih khusus lagi bila
dibandingkan dengan media cetak lain. sesuai periodesasi terbitnya,
informasi surat kabar harian diterima pembaca setiap hari sehingga
informasi diperoleh terus secara berkesinambunga. Informasi yang
disampaikan surat kabar lebih lengkap dibanding radio dan televisi.
Dengan halaman yang cukup banyak, apalagi kini banyak surat kabar
yang terbit dengan 32 halaman atau lebih, informasi tentang suatu
peristiwa dapat diberitakan secara mendalam, dari berbagai sisi,
sedangkan radio dan televisi butuh jam tayang khusus guna melakukan
hal itu.

Tabloid dan majalah yang periodesasi terbitnya lebih lama
dibanding surat kabar, berusaha menampilkan informasi yang lebih
lengkap lagi, juga dengan gaya penulisan feature yang lebih memikat
sehingga tetap disukai pembaca.

I. Kelemahan Media Cetak

1. Lambat dan Tidak Langsung

Kelebihan media elektronik sebenarnya merupakan kelemahan media cetak. Informasi media cetak tidak bisa cepat dan langsung. Berita media cetak baru kaan diterima khalayak sesuai periodesasinya. Surat kabar harian terbit setiap hari, informasinya diterima publik sehari hanya sekali, tabloid atau majalah mingguan berarti informasinya diterima masyarakat seminggu sekali. Hal ini membuat para pembaca media cetak mengalami sedikit penghambatan dalam informasi.

2. Jauh
Informasi yang disampaikan media cetak terkesan “jauh” karena
pembaca tidak dapat mengetahui secara langsung peristiwa seperti
yang disampaikan media elektronik. Guna mengatasi kekurang itu,
media cetak menampilkan foto-foto yang menarik guna mengimbangi
tayangan televisi, juga memuat tulisan atau informasi yang lengkap,
bahkan dengan penlisan feature guna mengimbangi informasi media
elektronik.

3. Tidak Akrab

Pada media etak, tidak ada penyiar yang menyampaikan, tetapi
harus disiarkan oleh diri sendri. Sebagai sumber informasinya, jajaran
redaksi tidak ada yang akrab dengan pembaca, bahkan mungkin tidak
kenal sama sekali. Berbeda dengan penyiar atau pembaca berita
televisi atau radio, tentu banyak yang kenal (minimal suaranya),
bahkan mengidolakan mereka.

4. Tidak Fleksibel
Membaca informasi media cetak tentu tidak bisa dilakukan sambil memasak atau mengendarai kendaraan sehingga bisa dikatakan tidak fleksibel, sedangkan dengan radio bisa mendapatkan informasinya. Perbandingan kelemahan antara surat kabar, tabloid, dan majalah pada umumnya terkait periode terbit dan banyaknya halaman. Hal serupa juga terjadi antara tabloid yang umumnya terbit mingguan dengan majalah yang dua mingguan atau bulanan, isi majalah lengkap dan bahasanya lebih dalam.

J. Perkembangan Media Cetak di Indonesia

Di Indonesia media cetak telah mulai dikenal sejak tahun 1744, pada masa kolonialisme Belanda. Media massa cetak yang terbit saat itu menggunakan bahasa Belanda, dan isinya berupa berita ringan seperti seputar orang-orang Eropa di Indonesia. Media cetak pertama terbit di Batavia, dengan nama ‘Batavia Nouveles’. Media massa cetak berbahasa melayu baru muncul seabad kemudian, yaitu pada tahun 1858. Media cetak berbahasa melayu yang terbit saat itu misalnya ‘Soerat Khabar Betawi’, ‘Bintang Timur’, ‘Bintang Barat’, dan ‘Hindia Neterland’.

Pada masa pemerintahan Jepang, banyak media cetak, khususnya surat kabar di Indonesia di ambil alih atau diawasi dengan sangat ketat. Media massa cetak dijadikan alat propaganda untuk kepentingan pemerintah Jepang. Wartawan pribumi hanya berstatus sebagai pegawai, sedangkan posisi strategis diisi oleh sdm yang khusus didatangkan dari Jepang.

Pasca kemerdekaan, media massa cetak dimanfaatkan oleh para pahlawan bangsa sebagai alat perlawanan. Berbagai teriakan perjuangan ditulis dalam artikel-artikel yang di publikasikan lewat media cetak . Hingga saat ini media cetak berisi berbagai macam informasi atau berita, baik mengenai komunikasi politik, komunikasi pemerintahan, kejadian sehari-hari, ilmu pengetahuan, hingga masalah khusus seperti fashion atau teknologi.

K. Manajemen Media Cetak

Dengan mengutip pakar komunikasi Kanada Marshall McLuhan yang mengatakan the press is the extention of man, Jakob Oetama mengatakan pers merupakan perpanjangan alat untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap informasi, hiburan, pendidikan dan keingintahuan mengenai peristiwa yang terjadi di sekitarnya (Oetama, 1987). Inilah yang dimanifestasikannya dalam surat kabar KOMPAS yang didirikannya bersama dengan PK Ojong (alm) tanggal 28 Juni 1965 dengan struktur yang kurang lebih sebagai berikut:

1. Owner
Pemilik perusahaan yang menerima laporan pertanggungjawaban dari top manager. Terkadang owner identik dengan top manajer.

2. Top Manager
Pengambil kebijakan internal dan eksternal. Serta pengendali perusahaan baik redaksional maupun usaha. Juga menerima laporan pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan.

3. Pemimpin umum: orang pertama dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas maju mundurnya institusi pers yang dipimpinnya. Serta menjadi penentu kebijakan, arah perkembangan laba rugi perusahaan. Termasuk berhak mengangkat atau memecat bawahannya. Terkadang pemimpin umum adalah top manager sekaligus owner.

4. Wakil pemimpin umum: menjalankan tugas-tugas pemimpin umum atau menggantikannya dalam operasionalisasi harian.

5. Bidang redaksi: pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, redaktur pelaksana, redaktur dan reporter bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Ini meliputi penyajian berita, peliputan fokus pemberitaan, topik, pemilihan headline dll.

6. Bidang cetak: ditangani oleh operator cetak dan pengepakan hasil penerbitan sehingga sampai ke tangan pembaca.

7. Bidang usaha: menerima laporan para manajer demi kepentingan perusahaan baik produksi dan distrubusi.

L. Zona Pasar Media Cetak

1. CZ (City Zone)
Batas wilayah media cetak itu berada.

2. PMA (Primary Market Area)
Area utama tempat media cetak itu menyajikan berita dan pelayanan iklannya

3. RTZ (Retail Trading Zone)
Wilayah di luar CZ tempat media cetak itu diperjualbelikan.

4. NDM (Newspaper Designated Market)
Area geografis yang dianggap media cetak itu sebagai pasarnya.

M. Konsumsi Terhadap Media Cetak

Begitu pula yang terjadi dengan konsumsi media cetak. Dimana masyarakat akan lebih berpihak kepada buku, koran, atau majalah untuk  menjadi pegangannya sehari-hari untuk mendapatkan sebuah informasi penting setiap harinya dibandingkan dengan media elektronik seperti membaca secara online, melihat berita di televisi atau radio, dan lain
sebagainya.

Kebanyakan yang mengkonsumsi media cetak saat ini adalah masyarakat dan warga yang sudah lanjut usia. Karena untuk menjaga kesehatan matanya dari sinar radiasi tidak baik yang dihasilkan oleh barang- barang atau benda-benda elektronik pada umumnya.

Tersebarnya surat kabar atau majalah, tentu akan melibatkan pembaca untuk mengkonsumsi bacaan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan media cetak tersebut. Banyak hal yang ingin diberitahukan oleh majalah kepada para pembaca setianya. Jika hal yang disampaikan tersebut menarik, maka pembaca akan terus mengkonsumsi bahan bacaan tersebut setiap kali terbit. Karena bagi mereka itu sangat penting dan tak boleh terlewatkan. Selain itu juga menariknya suatu bacaan pada majalah, dapat menigkatkan minat membaca pada diri seseorang.

II. KIT

A. Pengertian Kit

Kit atau kit pers sering disebut sebagai media kit di lingkungan bisnis, adalah satu set pra-paket bahan promosi yang memberikan informasi tentang seseorang, perusahaan, organisasi atau sebab dan yang didistribusikan ke anggota media yang untuk promosi digunakan. Kit pers sering didistribusikan untuk mengumumkan rilis atau untuk konferensi pers.

Secara tradisional, istilah "kit pers", merujuk pada sekumpulan dokumen, foto, dan materi terkait lainnya yang dikemas bersama, dan dirancang untuk dikirim ke surat kabar atau majalah sebagai bagian dari organisasi Hubungan masyarakat atau program promosi. Baru-baru ini, karena sirkulasi media cetak dan tingkat pembaca telah menurun, orang-orang pemasaran dan PR telah mulai menggunakan istilah yang lebih luas, "media kit", sehingga sekarang mengacu pada materi promosi yang didistribusikan ke outlet media apa pun.

Kit media PR tidak boleh disamakan dengan kit media iklan yang dikembangkan oleh surat kabar atau majalah untuk dibagikan kepada calon pengiklan. Kit media iklan biasanya terdiri dari dokumen yang menguraikan filosofi editorial media cetak, profil terperinci dari audiens media, kartu harga dan informasi tentang fitur-fitur khusus yang akan datang.

B. Kegunaan Kit

Kit pers atau kit media adalah bahan pokok Hubungan Masyarakat (PR), dan merupakan bagian integral dari aktivitas hubungan media perusahaan.

Kit pers biasanya digunakan untuk:
  • Peluncuran produk
  • Peluncuran perusahaan baru
  • Merger dan akuisisi
  • Konferensi berita
  • Pengumuman acara khusus, pameran atau pameran dagang industri
  • Menemani siaran pers atau rilis media
  • Beritahu media tentang segala peristiwa yang layak diberitakan dalam lingkup kegiatan perusahaan
Tidak ada panduan universal untuk elemen-elemen yang harus dimasukkan dalam kit pers atau kit media, tetapi berikut ini adalah komponen umum:
  • Backgrounder dengan informasi historis tentang perusahaan atau individu.
  • Lembar fakta mencantumkan fitur, statistik, atau manfaat tertentu.
  • Biografi eksekutif kunci, individu, artis, dll.
  • Liputan pers yang lalu
  • Foto atau gambar lain (resolusi tinggi) dari eksekutif kunci, logo, produk, dll.
  • Sebuah siaran pers yang merinci berita saat ini media kit dikirim dalam referensi untuk
  • Informasi kontak media (biasanya departemen humas atau juru bicara)
  • CD, DVD, judul perangkat lunak, video, dll. Yang sesuai untuk pengirim rilis
  • Materi iklan agunan, seperti: kartu pos, brosur, iklan surat kabar, dll.

C. Electronic press kit (EPK)

Kit pers elektronik (EPK) adalah kit pers yang setara dalam bentuk elektronik. EPK biasanya berbentuk situs web atau surel, meskipun diketahui juga ada dalam bentuk CD dan DVD. EPK pertama yang diketahui, seperti yang kita kenal hari ini, tayang perdana di web pada tanggal 8 Januari 1995, dan diciptakan dan diberi nama persis alat pers elektronik atau EPK oleh Andre Gray, penemu sertifikasi penjualan musik online dan pemenang The Hadiah Penemu Johannes Gutenberg. EPK Gray menampilkan bio, klip audio, video, foto, pers, daftar set, persyaratan teknis dasar, dan kalender serta menampilkan penyanyi dan penulis lagu R&B Aaron Hall sebagai artis pertama yang memiliki EPK yang dibuat atas nama mereka.

1. Format distribusi

Banyak perusahaan menyediakan kit pers elektronik mereka melalui situs web perusahaan, di mana kit ditawarkan dalam format PDF. Kit pers elektronik dapat disediakan dalam salah satu format berikut:
  • CD
  • DVD
  • Kaset video atau audio
  • Internet (mis. E-mail, WWW, newsgroup, dll.)
  • Flash disk
2. Isi

Isi kit media EPK mirip dengan jenis kit media lainnya, tetapi kemungkinan mencakup serangkaian materi audio-visual. Keputusan tentang apa yang akan dimasukkan ke dalam kit media EPK akan tergantung pada industri dan audiens target. Sebagai panduan umum, EPK di industri musik mungkin berisi yang berikut ini:
  • Biografi
  • Klip musik (file audio, CD atau DVD)
  • Foto pers resolusi tinggi
  • Tanggal tur yang akan datang
  • Video promosi
  • Situs web offline atau tautan situs web, terutama tautan ke media sosial dan situs web musik yang relevan
  • Ulasan dan wawancara media
  • Daftar "RIYL" atau "direkomendasikan jika Anda suka" (daftar artis dengan gaya atau genre serupa)
  • Kontak informasi
  • Resolusi tinggi, foto berwarna atau gambar eksekutif kunci, logo perusahaan, produk, dll.
Demikianlah ulasan tentang pengertian Media Cetak & Kit, semoga dapat dipahami dan tentunya dapat bermanfaat bagi kalian yang sudah membacanya. Mohon maaf jika ada kesalahan, sekian dan terimakasih!

MARKETING PUBLIC RELATIONS & MICE

Apa itu Marketing Public Relations & Mice?


MARKETING PUBLIC RELATIONS


A. Pengertian Marketing Public Relations

Marketing public relations adalah proses merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program yang mendorong pembeli dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi informasi dan impresi yang kredibel. seperti halnya iklan. Public relations juga menjadi kiat pemasaran penting perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelangga, pemasok dan penyalur namun juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan masyarakat besar. banyak perusahaan kini membentuk divisi marketing public relations untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau produknya.

Menurut Harris yang dikutip dari Kriyantono (2008, p.58), Marketing
Public Relations didefinisikan sebagai sebuah proses perencanaan, eksekusi, dan
evaluasi program-program yang mendorong atau menganjurkan pembelian dan
kepuasan konsumen melalui komunikasi yang kredibel dalam menyampaikan
informasi dan menciptakan impresi yang mengidentifikasi perusahaan dan
produknya dengan kebutuhan, keinginan, perhatian, dan kepentingan konsumen.

B. Hubungan Marketing dan Public Relations

1. Definisi Pemasaran (Marketing)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008, p.6) Pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh individu ataupun organisasi yang mencakup proses perencanaan,
harga, promosi, dan distribusi terhadap suatu ide, barang atau jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan.

Menurut Harrison (2008, p.416) Marketing is the process of planning and
executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods,
services, organisations and events to create exchanges that satistify individual
and organisational objectives.

Definisi di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut, Pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan
distribusi dari ide, barang, jasa, organisasi dan kegiatan untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

2. Definisi Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Menurut Kotler dan Keller (2008, p.276-p.277) Perusahaan tidak hanya
harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur.
Melainkan juga harus berhubungan dengan sejumlah besar masyarakat yang
berkepentingan. Masyarakat (public) adalah setiap kelompok yang memiliki
kepentingan dalam atau pengaruh terhadap kemampuan suatu perusahaan
mencapai tujuannya saat ini atau pada masa mendatang. Hubungan masyarakat
(public relations) meliputi berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing
produknya.

Menurut Oliver (2007, p.4) Public Relations adalah manajemen reputasi
organisasi. Public Relations mengidentifikasi persepsi yang dipegang oleh
organisasi dan memberi informasi mengenai kinerja organisasi kepada semua
audiens yang relevan. Public relations menyangkut pengembangan reputasi yang
pantas untuk sebuah organisasi, yang didasarkan pada kinerja. Reputasi ini tidak
harus baik, tetapi hanya yang pantas diperoleh organisasi ini.

3. Penerapan Public Relations ke dalam Marketing

Menurut Soemirat dan Elvinaro (2008, p.99), idealnya bahwa antara PR
dan marketing itu secara struktural sama-sama memiliki department (divisi)
sendiri-sendiri. Tetapi secara fungsional kedua departemen bersatu untuk
mencapai tujuan perusahaan. Menurut meskipun antara public Relations dan marketing secara filosofis berbeda. Public Relations bertujuan untuk
membangun citra (kepada target publik) sedangkan marketing bertujuan menjual
produk (product selling) kepada target market. Perpaduan antara dua elemen
penting organisasi ini melahirkan konsep “Marketing Public Relations” (MPR),
Kriyantono (2008, p.57)

Menurut Ardianto (2009, p.120-p.121) Masuknya bidang Public
Relations ke dalam marketing, karena peningkatan kebutuhan dan minat
konsumen, harga semakin kompetitif, perlu memperluas distribusi, dan
banyaknya promosi dari produk/jasa sejenis. Berubahnya cara marketing dengan
memasukkan Public Relations ke dalamnya disebabkan oleh :
  1. Adanya sikap kritis konsumen dan ketatnya pengawasan pemerintah.
  2. Penarikan berbagai produk selalu menghiasi berita utama di media
  3. massa.
  4. Adanya kesan negatif kepada konsumen kepada setiap produk yang
  5. ditawarkan.
  6. Perlunya pemasangan iklan dengan muatan yang mencerminkan
  7. kebutuhan sosial dan tanggung jawab produsen.
  8. Seringkali bermunculan berbagai isu produk dan perusahaan.
  9. Masalah citra perusahaan dan produk yang selalu harus dipelihara dan ditingkatkan.
Public Relations dapat menjadi efektif menopang fungsi marketing, jika
terlebih dahulu diperjelas dalam perencanaan marketing. Perencanaan harus
matang dalam menentukan sasaran dan target perusahaan, yaitu dengan
penerapan strategi dan taktik promosi untuk penjualan suatu produk. Karena itu,
hubungan antara humas dan pemasaran harus sangat kuat. Sedangkan menurut
Anggoro (2005, p.242), Humas dan kaitannya dengan pemasaran sangat penting
untuk membangun brand awareness (kesadaran produk), dan future market, serta
mendidik konsumen dan masyarakat mengenai manfaat produk atau jasa yang
ditawarkan.

Public Relations digunakan dalam perencanaan marketing untuk
mencapai sejumlah sasaran :
  1. Membantu perusahaan dan nama produk agar lebih dikenal.
  2. Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk.
  3. Membantu meningkatkan suatu produk life style, seperti
  4. Menyempurnakan pesan iklan dan promosi penjualan dengan
  5. Menambah informasi baru.
  6. Mencari pangsa pasar baru dan memperluas keberadaannya.
  7. Memantapkan semua citra positif bagi produk dan usahanya.

C. Tujuan Marketing Public Relations

Menurut Suparmo (2011, p.57), [sic] penggunaan Marketing Public
Relations dilakukan ketika:
  1. Memposisikan perusahaan sebagai leader dan ahli di bidangnya (advertorial).
  2. Membangun kepercayaan konsumen.
  3. Introduksi produk baru.
  4. Menghidupkan kembali dan repositioning produk yang sudah mentas.
  5. Mengkomunikasikan benefit baru dari produk lama.
  6. Mempromosikan penggunaan baru bagi produk lama.
  7. Melibatkan orang dengan produk.
  8. Membangun interest atas kategori produk.
  9. Membuka pasar baru.
  10. Mencapai pasar sekunder.
  11. Memperkuat pasar lemah.
  12. Mendorong pencapaian iklan.
  13. Counteract atas penolakan konsumen terhadap iklan.
  14. Menembus kesemrawutan banyaknya iklan.
  15. Menjadikan iklan sebagai berita.
  16. Menguatkan iklan dengan pesan yang lebih meyakinkan.
Menurut Kotler dan Keller (2007, p.279)
Marketing Public Relations (MPR) dapat membangun kesadaran dengan menempatkan berita di  media untuk menarik perhatian orang pada suatu produk, jasa, orang, organisasi  
atau gagasan. Marketing Public Relations dapat membangun kredibilitas dengan
menyampaikan pesan dalam konteks editorial. Marketing Public Relations dapat
membantu untuk meningkatkan antusiasme tenaga penjualan dan penyalur
dengan cerita-cerita mengenai produk baru sebelum diluncurkan. Marketing
Public Relations dapat menurunkan biaya promosi karena Marketing Public
Relations menghabiskan biaya yang lebih rendah daripada surat langsung dan
iklan media.

D. Manfaat Marketing Public Relation

  • Membangun posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar
  • Membangun kepercayaan dan keyakinan konsumen
  • Membangun kembali, meluncurkan kembali dan reposisi dari produk-produk yang sudah jenuh
  • Membangun komunikasi dari kelebihan-kelebihan manfaat dari produk-produk yang sudah lama
  • Membangun pasar baru dan pasar yang lemah
  • Mengembangkan daya jangkau iklan
  • Membangun berita positif sebelum kegiatan-kegiatan periklanan di adakan
  • Menyampaikan cerits mengenai produk dalam bentuk yang lebih mendalam
  • Mengatasi resistensi dari konsumen terhadap ikan

E. Peran Marketing Public Relations

Menurut Ardianto (2009, p.121) Marketing Public Relations ini adalah
konsep Public Relations yang berorientasi pemasaran. Sebelum dan sesudah
marketing dijalankan, maka perlu diakses dahulu atau dipelihara oleh Public
Relations dengan melakukan pembentukan citra (image building) suatu produk
atau jasa yang positif. Bila citra perusahaan, produk atau jasa sudah positif di
mata konsumen, maka mempermudah upaya pemasaran publik untuk menjadi
pelanggan.

Marketing Public Relation pada prinsipnya adalah merupakan suatu
kegiatan yang terencana dan suatu usaha yang terus menerus untuk dapat
memantapkan dan mengembangkan itikad baik (good will) dan pengertian yang
timbal balik (mutual understanding) antara suatu organisasi dengan masyarakat.
Marketing public relation (MPR) penekanannya bukan pada selling (seperti pada
kegiatan periklanan), namun peran pemberian informasi, pendidikan dan upaya
peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai suatu
produk/jasa/perusahaan akan lebih kuat dampaknya dan agar lebih lama diingat
oleh konsumen, maka MPR merupakan suatu konsep yang lebih tinggi dan
lengkap dari iklan yang biasa. (Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol.4, No.1, April
2009 : 41).

Menurut Kotler dan Keller (2008, p.277) Marketing Public Relations
jauh melampaui hanya sekedar pemberitaan sederhana dan memegang peran
penting dalam tugas-tugas berikut :
  • Membantu peluncuran produk-produk baru
  • Membantu memposisikan kembali produk yang sudah matang
  • Membangun minat terhadap kategori produk
  • Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu
  • Membela produk yang telah menghadapi masalah publik
  • Membangun citra korporat yang tercermin baik dalam produk-produknya

F. Strategi Marketing Public Relations

Menurut J L Thompson (1995) yang dikutip dari Oliver (2007, p.2)
mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: Hasil
akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk
masing-masing aktivitas.
Menurut Anggoro (2005, p.243), ada tiga pendekatan strategis yang harus
dilakukan terhadap humas dan pemasaran. Pertama, kedua fungsi itu harus
diletakkan sebagai bagian dari keutuhan kelangsungan usaha. Kedua,
kegiatannya difokuskan untuk meningkatkan upaya awareness dan
meningkatkan pembelian produk/jasa yang ditawarkan. Dan ketiga, orientasinya harus difokuskan untuk menciptakan kepuasan konsumen dan dimanfaatkan
guna membentuk long term customer relationship.

Menurut Ketler dan Keller (2008, p.279), Alat-alat utama Marketing
Public Relations antara lain:
  • Terbitan : Perusahaan-perusahaan sangat mengandalkan bahan-bahan yang  diterbitkan untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasarannya. Bahan-bahan ini mencakup : brosur, artikel, berita berkala dan majalah perusahaan, laporan tahunan, dan bahan-bahan audio visual.
  • Acara-acara : Perusahaan–perusahaan dapat menarik perhatian pada produk-produk baru atau kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya dengan menyelenggarakan acara-acara khusus seperti konferensi berita, seminar, tamasya, pameran dagang, pemajangan produk, kontes dan kompetisi. 
  • Pemberian dana sponsor : Perusahaan-perusahaan dapat mempromosikan mereka dan nama perusahaannya dengan mensponsori pertandingan olahraga dan acara budaya dan tujuan-tujuan yang sangat dihargai. 
  • Berita : Salah satu tugas utama profesional humas adalah menemukan atau menciptakan berita yang menguntungkan tentang perusahaan tersebut, produknya dan orang-orangnya, dan mengupayakan agar media menerima siaran pers dan menghadiri konferensi pers.
  • Ceramah : Makin banyak eksekutif perusahaan harus menjawab dengan tangkas pertanyaan-pertanyaan dari media atau member ceramah dalam perhimpunan-perhimpunan perdagangan atau rapat-rapat penjualan, dan penampilan ini dapat membangun citra perusahaan tersebut. 
  • Kegiatan Layanan Masyarakat : Perusahaan-perusahaan dapat membangun kehendak baik dengan menyumbangkan uang dan waktu untuk tujuan-tujuan yang baik. 
  • Media Identitas : Perusahaan-perusahaan membutuhkan identitas visual yang langsung dikenal masyarakat. Identitas visual tersebut terdapat dalam logo perusahaan, alat tulis, brosur, tanda, formulir bisnis, kartu nama, bangunan, seragam, dan aturan berpakaian.
Di dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada beberapa alat
utama Marketing Public Relations yaitu terbitan, acara-acara (event) dan
pemberian dana sponsorship, sebagai bagian dari aktivitas yang biasa dilakukan
oleh perusahaan telepon seluler merek Nexian dalam membangun brand
awareness.

G. Strategi Komunikasi dalam Marketing Public Relations

Menurut Hallahan (1988) yang dikutip dari Iriantara (2004, p.110) bahwa
strategi komunikasi ini akan berkaitan dengan bagaimana mewujudkan gagasan
sehingga bisa mencapai objektif yang ditetapkan. Dalam strategi ini biasanya dinyatakan apa yang akan dilakukan. Dalam menyusun strategi komunikasi ada
beberapa hal yang mesti diperhatikan.
  • Khalayak. Tentukan khalayak mana yang akan dijangkau oleh kegiatan komunikasi sejalan dengan objektif yang sudah ditetapkan. Dalam penyusunan strategi ini, penting untuk memprioritaskan publik organisasi. Namun, dengan tidak melupakan publik intermediary (berpengaruh) yang akan membantu mengkomunikasikan pesan.
  • Tema. Pesan yang disusun pun harus konsisten dengan objektif. Tema yang baik adalah tema yang jelas, langsung, relevan, aktual, dan jujur. Selain itu bisa juga kreatif, dramatis atau bernilai berita. Harap diingat, tema itu tidak sama dengan slogan. 
  • Event dan Media. Di sini mempertimbangkan bagaimana pesan itu disampaikan. Apakah media publik, media interaktif, media yang terkontrol, komunikasi tatap muka, ataukah menyelenggarakan kegiatan atau membuat kegiatan. Media dan events yang dipilih dilakukan dengan mempertimbangkan khalayak yang dijangkau melalui kegiatan komunikasi tersebut.

H. Evaluasi Kinerja Marketing Public Relations

Menurut Harrison (2008, p.418), measurement of marketing
communication : multitudinous, including sales revenue directly attributable to
marketing communication activity, aided and unaided brand awareness, brand images and attributes, recall of media coverage, extent of media coverage,
customer attitudes, attendance at trade shows and events, readership of
publications and the consequent impact on buying behavior, customer questions
and complaints to call centres.

Mengacu pada pendapat Harrison bahwa pengukuran komunikasi
pemasaran: beraneka ragam, termasuk hasil penjualan langsung dapat
diatribusikan dengan kegiatan komunikasi pemasaran, dibantu dengan kesadaran
merek, brand image dan atribut, liputan media, luasnya liputan media, sikap
pelanggan, kehadiran pada pameran dagang dan acara, pembaca dari publikasi
dan pengaruh dari perilaku pembelian, pertanyaan pelanggan dan keluhan kepada
pusat layanan.

I. Faktor Pendorong Marketing Public Relations

  • Pecahnya pasar yang bersifat massal
  • Peledakan informasi dan teknologi
  • Peningkat persaingan
  • Jaringan periklanan semakin kurang kuat
  • Biaya iklan semakin meningkat
  • Pergesaran biaya promosi
  • Ketahan iklan berkurang
  • Peluang media yang berkembang
  • Kemungkinan yang lebih luas

J. Faktor Penghambat Marketing Public Relations

  • Relatif sulit untuk dapat dilakukan penilaian/evaluasi
  • Relatif belum di pahami sepenuhnya manfaat dari MPR oleh manajemen serta belum sepenuhnya dukungan dapat diarahkan dari manajemen

MICE

A. Pengertian Mice

MICE adalah singkatan dari Meeting, Incentive, Convention, Exhibition.
MICE adalah jenis kegiatan yang terdapat dalam industri pariwisata, kegiatan ini
telah di rencakanan secara matang oleh suatu kelompok atau kumpulan orang
yang memiliki kesamaan tujuan dalam penyelenggaran kegiatan tersebut. Dunia
MICE merupakan dunia bisnis yang sangat menjanjikan namun masih sangat
baru dalam masyarakat karena belum banyak memiliki peminat seperti bisnis
lainnya.

Mengingat masih kurangnya pengetahuan tentang MICE di Indonesia. Berikut
dijelaskan pengertian MICE menurut para pakar:
  • Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran. Merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
  • Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition.

B. Bentuk-Bentuk MICE

Ada empat bentuk utama dari kegiatan MICE ini, yaitu meeting, incentive, conference, dan exhibition.

1. Meeting
Meeting adalah istilah Bahasa Inggris yang berarti rapat, pertemuan atau
persidangan.
Menurut Kesrul (2004:8), Meeting adalah suatu pertemuan atau persidangan
yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi,
perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme,
peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerjasama anggota dan
pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan
kemasyarakatan.

2. Incentive
Incentive adalah kegiatan yang diadakan oleh sebuah perusahaan atau
organsasi, guna memberikan apresiasi untuk para karyawan dan rekan kerja yang
biasa diadakan diluar kantor atau berupa sebuah perjalanan. 
Menurut Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27),
Menjelaskan bahwa perjalanan incentive merupakan suatu kegiatan perjalanan
yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra
usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan
penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan
yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004:18), Incentive merupakan hadiah atau penghargaan yang
diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen.
Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.

3. Conference
Conference atau Konferensi merupakan kegiatan rapat atau pertemuan untuk
berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama.
Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi
dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama.
Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis
akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingat
bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition
hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata
yang siap dipasarkan.
Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam satu
kategori, yaitu MICE.
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan
yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata krama, adat atau
kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara
para penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik
tawanan perang dan sebagainya.

4. Exhibition
Exhibition atau dengan kata lain pameran merupakan suatu kegiatan yang
diadakan guna menyebarluaskan informasi dan promosi yang berhubungan
dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata
Contoh kegiatan dari Exhibition itu sendiri adalah:
• Kompetisi
• Seminar
• Workshop
• Expo
• Kelas memasak / Cooking Class
Kelas masak merupakan salah satu jenis exhibition yang dihadiri oleh peserta
yakni sekelompok orang dari kalangan dan latar belakang yang berbeda – beda
secara bersama-sama berkumpul di suatu ruangan serbaguna atau tempat yang
sudah di tentukan oleh penyelenggara, guna memberikan pelatihan dan
pembelajaran kepada para peserta tentang bagaimana cara memasak dan
mengolah suatu produk makanan.

C. Hal-Hal yang Diperhatikan saat Penyelenggaraan MICE

Saat akan diadakan MICE, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
  1. Penetapan Lokasi MICE
  2. Pihak perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan.
  3. Pertimbangan tempat dilihat dari geografis, yaitu jauh dari tempat peserta.
  4. Pertimbangan tempat dilihat dari kondisi di sekitar lokasi.
  5. Fasilitas MICE
Semua fasilitas sangat tergantung dari lingkup pertemuan itu sendiri, seperti:
  1. Jenis dan lama pertemuan
  2. Banyaknya peserta
  3. Banyaknya ruangan yang digunakan
  4. Banyak equipment yang dibutuhkan
  5. Macam akomodasi untuk peserta
  6. Bentuk posisi tempat duduk
  7. Layanan Transportasi
Ada beberapa pengaturan transportasi yang diperlukan, yaitu:
  1. Transportasi dari tempat kerja menuju lokasi
  2. Penggunaan transportasi shuttle service di bandara
  3. Penggunaan transportasi VIP
  4. Penggunaan transportasi lokal untuk berkeliling
  5. Menyediakan staff di dalam transportasi
  6. Layanan Makanan dan Minuman
Selama kegiatan berlangsung, pihak penyelenggara menjamin segala kebutuhan makan dan minum seluruh peserta. Dalam hal ini, penentuan ruang service, ruang makan, dan pengaturan makanan dalam ruangan harus dilakukan agar semakin memperlancar jalannya kegiatan. Begitu juga dengan kebersihan dan jenis makanan serta minuman yang disediakan.

D. Pertimbangan Pelaksanaan Mice

Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Penetapan Lokasi dan Ruang MICE

a. Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
  • Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan proses lebih lanjut.
  • Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan, misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau konferensi.
b. Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan spread of the person attending : terlalu jauh dari tempat peserta, kecuali khususnya seperti no.1b, peserta yang memerlukan sekali seminar dan konferensi tersebut.

c. Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana pertemuan akan digelar.

2. Perlengkapan Fasilitas MICE

Menurut Kesrul (2004:90) Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada standar yang berlaku umum.Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut :
  • Jenis pertemuan dan lamanya
  • Jumlah peserta
  • Jumlah ruangan yang dibutuhkan
  • Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan
  • Bentuk pengaturan tempat duduk
  • Akomodasi peserta mice
3. Penanganan Transportasi

Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point dalam pengaturan transportasi yaitu :
  • Transprtasi udara
  • Airport shuttle service
  • Multiple property shuttle
  • VIP transportation
  • Local tour
  • Staff transportation
4. Pelayanan Makanan dan Minuman

Menurut Kesrul (2004:113), Mengemukakan bahwa agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman. Seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room service and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu apakah perlu melakukan pemesanan terlebih dahulu. Apakah restaurant tersebut melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay out dan jenis makanan dan minuman.

5. Akomodasi

Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:
  • Akomodasi sesuai harapan peserta
  • Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
  • Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang harus dibayar
  • Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga

Demikianlah ulasan tentang pengertian Marketing Public Relation & Mice, Semoga dapat dipahami dan tentunya dapat bermanfaat bagi kalian yang sudah membacanya. Mohon maaf jika ada kesalahan, sekian dan terimakasih!

Pengalaman saya membuat tugas akhir makalah Call For Paper

Pada semester 6 yang ini saya melalui salah satu masa yang sangat menegangkan dalam hidup saya dimana saya harus diwajibkan dalam pembuatan ...