APA ITU ETIKET DAN KEPRIBADIAN?
Etiket
adalah suatu hal yang menyangkut aturan dalam pergaulan, seperti sikap sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Dalam penerapannya amat tergantung pada waktu & tempat, situasi & kondisi.
- Bahasa Prancis ‘ETIQUE’ Berarti KARTU UNDANGAN. Dalam lembaran undangan tersebut disertakan serangkaian peraturan / tata tertib yang harus ditaati oleh para tamu/undangan.
- Kini, pengertian ETIKET berkembang menjadi sekumpulan peraturan tata tertib dan cara-cara pergaulan diantara orang-orang yang beradab.
- Singkatnya, ETIKET adalah aturan menyangkut pergaulan.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah etiket berubah bukan lagi berarti kartu undangan yang dipakai raja-raja dalam mengadakan pesta. Dewasa ini istilah etiket lebih menitikberatkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara menerima tamu dirumah maupun di kantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun dalam pergaulan.
Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan.
Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, merupakan tatacara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status social masing-masing individu. Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain:
- Nilai-nilai kepentingan umum
- Nilai-nilai kehjujuran, keterbukaan dan kebaikan
- Nilai-nilai kesejahteraan
- Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai
- Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh piker. Mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau tidak dirahasiakan.
Diatas dikatakan bahwa etiket merupakan kumpulan cara dan sifat perbuatan yang lebnih bersifat jasmaniah atau lahiriah saja. Etiket juga sering disebut tata krama, yakni kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antarmanusia setempat. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Sedangkan etika menunjukkan seluruh sikap manusia yang bersikap jasmaniah maupun yang bersikap rohaniah. Kesadaran manusia terhadap kesadaran baik buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran moral.
Beberapa definisi Etiket adalah sebagai berikut:
- Etiket adalah kumpulan tata cara dan sikap yang baik dalam pergaulan antarmanusia yang beradab.
- Etiket adalah tata krama, sopan santun atau aturan-aturan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkah laku.
- Etiket adalah tata peraturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat terten tu dan menjadi norma dan anutan dalam bertingkah laku anggota masyarakat.
Dari ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari etiket adalah tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkah laku pada anggota masyarakat tersebut.
Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :
- Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
- Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Dalam buku “Bahan Diskusi Customer Service Group (CSG) dan Allround Teller (ART)” yang diterbitkan oleh Urusan Operasional KAntor Pusat BRI, menjelaskan bahwa: “etiket adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan gerak manusia yang berkaitan dengan:
1. Sikap dan perilaku
yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam menghadapi suatu situasi.
2. Ekspresi wajah
yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam menghadapi suatu situasi, misalnya dalam melayani tamu.
3. Penampilan
yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri, misalnya: cara duduk, cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat dan sebagainya.
4. Cara berpakaian
yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam mengenakan pakaian, baik menyangkut gaya pakaian, tata warna, keserasian model yang tidak menyolok dan lain-lain.
5. Cara berbicara
yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik secara langsung maupun tidak langsung.
6. Gerak-gerik
yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara secara langsung berhadapan dengan tamu.
1. Sikap dan perilaku
yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam menghadapi suatu situasi.
2. Ekspresi wajah
yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam menghadapi suatu situasi, misalnya dalam melayani tamu.
3. Penampilan
yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri, misalnya: cara duduk, cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat dan sebagainya.
4. Cara berpakaian
yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam mengenakan pakaian, baik menyangkut gaya pakaian, tata warna, keserasian model yang tidak menyolok dan lain-lain.
5. Cara berbicara
yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik secara langsung maupun tidak langsung.
6. Gerak-gerik
yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara secara langsung berhadapan dengan tamu.
Pengertian etiket dan etika sering dicampur adukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normative yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan.
Kepribadian
adalah citra/gambaran diri seseorang.
Gambaran diri, menyangkut : Pola Pikir, Sikap dan Perilaku
- Pribadi, akan tergambar keluasan dan kedalaman pengetahuan (kompetensi)
- Pribadi, akan tergambar keterbukaan dan kejernihan hati
- Pribadi, akan tergambar kesopanan dan kesantunan (Etika), keterpelajaran, (maaf) bukan kekurang ajaran
Dalam bahasa Inggris istilah kepribadian adalah personality. Istilah ini berasal dari kata bahasa latin persona, yang berarti topeng, perlengkapan yang selalu dipakai dalam pentas drama Yunani kuno. Istilah ini kemudian diadopsi oleh orang-orang Roma dan mendapatkan konotasi baru “sebagaimana seseorang nampak dihadapan orang lain”. Konotasi seperti ini seolah-olah menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut yang sebenarnya. Sebagai suatu bidang studi empiris, konotasi itu sudah banyak berubah.
Para psikologi dan filsafat nampaknya mulai sepakat, bahwa manifestasi kepribadian dapat dilihat dari :
- Kenyataan yang bersifat biologis
- Kenyataan pisikologi
- Kenyataan sosial
Ketiga kenyataan ini mengubah menjadi satu kesatuan yang disebut kepribadian.
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
- Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
- Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
- Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
- Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
Kepribadian yang sehat
- Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
Kepribadian yang tidak sehat
- Mudah marah (tersinggung)
- Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
- Senang mengkritik/mencemooh orang lain
- Sulit tidur
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
- Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
Hubungan Etiket & Kepribadian
Kepribadian adalah pondasi citra, Etiket adalah salah satu cerminan kepribadian
Beberapa Contoh Penerapan :
CIRI KEPRIBADIAN YANG BERETIKET :
- Tampil (rapih, segar, menarik, mempesona, spontan, tegas dan berwibawa)
- Senang (bekerja, kepintaran, dikoreksi, introspeksi, menolong)
- Bisa (menghormati orang lain, bekerjasama, menyesuaikan diri, mandiri, menyelesaikan masalah, mengendalikan diri & memberi contoh positif)
- Selalu (tersenyum, siap membantu, percaya diri, bersemangat, bijaksana, peduli orang lain, melakukan yang terbaik)
- Tidak (mudah putus asa, menyalahkan orang lain, sombong, meremehkan orang lain, mengutamakan diri sendiri, kasar, culas)
- Mengetahui (kelebihan dan kekurangan, pekerjaan dengan baik, apa yang harus dilakukan, perkembangan perusahaan, dan peraturan perusahaan.
Berbicara Di Lingkungan Kerja
- Atasan ke bawahan, perintah
- Bawahan ke atasan, saran/usul
- Selevel, diskusi
- Khusus, diagonal
Pola Dalam Bergaul
- Mendahulukan atasan
- Mendatangi atasan
- Meminta pentunjuk
- Meminta penilaian
Menerima Tamu
- Berdiri dari tempat duduk
- Hendaknya selalu tersenyum ramah disertai anggukan
- Jabat tangan
- Tanya siapa & apa keperluannya
- Layani & Tunjukkan rasa bersahabat & sopan
- Apapun masalah yang dihadapi, jangan ditunjukkan kepada tamu
- Bantulah tamu
- Jangan lekatkan pandangan kepada tamu
- Hindari segalah kesalahpahaman, coba untuk menyelesaikan masalah dengan bijaksanan
- Jangan mengobrol dgn teman lain ketika sedang melayani tamu
- Jangan menghabiskan waktu terlalu lama dgn seorang tamu
- Tidak boleh melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat apalagi kurang sopan di hadapan tamu
- Selalu bersikap tenang terhadap semua masalah
- Berikan perhatian khusus bagi tamu VIP
- Antarkan tamu yang bertemu dengan atasan atau tamu hendak pulang
- Ingat! tidak ada hal yang tidak menyenangkan akan menjadi lebih baik dgn mengulur waktu penyelesaiannya. Selesaikan segera dengan bijaksana.
Menelpon
Pastikan telah berlatih berbicara dengan jelas dan dengan Gairah, selanjutnya :
- Pastikan masalah yang akan dibicarakan (tulis garis besar)
- Sebutkan dgn jelas siapa (nama + bagian) yang ingin dihubungi
- Ketika Anda telah berbicara dgn orang yang Anda hubungi, sampaikan dengan jelas identitas dan tujuan Anda menelpon
- Seandainya materi pembicaraan Anda cukup panjang, mintalah waktu terlebih dahulu
- Jika orang ditelpon tidak di tempat, tingggalkan pesan yang jelas.
Menerima Telepon
Pastikan Anda mengankat gagang telepon sebelum
deringan ketiga, selanjutnya :
- Menjawab telepon dgn suara yang jelas & ramah
- Mengucapkan sapaan baku (bila ada)
- Menyebutkan nama
- Dalam berbicara dengan penelpon, sebutkan nama si penelpon bila Anda telah mengetahuinya
- Mengakhiri percakapan. Ada kalanya sulit, dalam hal ini Anda harus bersikap lugas
Dalam Berbusana
Pertimbangkan :
- Waktu (pagi, siang, sore atau malam)
- Tempat (kantor,hotel, perjamuan, dll)
- Sifat pertemuan (formal, non formal)
- Siapa yang mengundang (situasi dan kondisi)
BUSANA MENENTUKAN PRIBADI
Di Meja Makan (Jamuan Makan)
- Seandainya membawa tas, letakkan di kursi atau dipangkuan, bukan di meja makan
- Hindari memegang rambut atau muka Anda
- Jangan mengambil makanan terlalu banyak
- Makan dgn mulut terkatup agar tidak berbunyi
- Jangan berbicara dgn mulut penuh
- Pegang gelas dgn satu tangan
- Kalau di bibir ada ada minyak sebelum makan di lap dgn serbet
- Mulut jangan terlalu diisi
- Pada saat diajak bicara, lepaskan pisau & garpu
- Bila bersin atau batuk, tutup mulut dengan sapu tangan atau tangan
- Tusuk gigi tidak digunakan di meja makan
- Kalau makanan jatuh di taplak, angkat dgn pisau seberapa bisa, jangan risi
- Hindari perbaikan make up di meja makan
- Pada saat jamuan berjalan, jangan meninggalkan meja kecuali ada hal yg tidak dapat diatasi
- Serbet hanya dipakai untuk mulut dan jari-jari saja, bukan untuk lap alat makan
- Pada waktu memakai alat makan, lengan (tangan) tidak boleh sandar di meja
- Tangan pada saat memegang pisau & garpu harus (dekat/mengarah) dengan tubuh kita
- Jika ingin minum sewaktu makan, makanan yang didalam mulut ditekan dulu, baru minum
- Jangan bertanya atau memberikan makanan kepada teman yang sedang menyantap makanannya
- Letakkan alat makanyang sudah dipakai di piring. Sesudah selesai makan, piring jangan didorong
Melakukan Perjalanan Dengan Atasan
- Datang lebih awal
- Membatu pengaturan perjalanan, sampai kepada pemberian tip
- Mempersilahkan atasan untuk memilih terlebih dahulu (tempat duduk, makanan, memasuki mobil, dll)
- Berbicara seperlunya (atasan sebagai pemrakasra)
Melakukan Perjalanan Dengan Teman Sejawat (+/-)
- Hindarkan adanya perbuatan cinta bagaimanapun kecilnya. Perbuatan spt itu sering disalah-artikan
- Bila terjadi suatu kejadian ‘hubungan’ ambil tindakan untuk mengakhirinya saat itu juga. Kemudian, bertindaklah seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu demi menjaga hubungan kerja.
- Jika pekerjaan harus dilakukan bersama, aturlah untuk bekerja di ruang umum seperti lobby hotel atau restoran
- Pria & wanita harus bertanggungjawab secara terpisah dalam hal pembiayaan perjalanan
- Baik pria maupun wanita tidak dilarang membayar urunan
Demikianlah ulasan singkat mengenai Etiket dan Kepribadian. Semoga dapat menambah wawasan kita mengenai tata cara bersikap sopan santun dan tata krama di depan umum. Terima kasih sudah membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar